Sinjai: Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan, memperketat lalu lintas ternak, khususnya sapi. Kebijakan ini ia ambil setelah penyakit mulut dan kuku (PMK) terdeteksi di kabupaten tetangga, yakni Bone.
Kepala DPKH Sinjai Burhanuddin mengatakan lalu lintas hewan ternak diperketat untuk mengantisipasi merebaknya PMK di Sinjai.
"Hingga hari ini, kami masih terus melakukan pemantauan di wilayah kami dan tetap memperbaharui informasi PMK dari luar daerah. Kami sekarang juga memperketat arus lalu lintasnya agar tidak merebak PMK itu," ujar Burhanuddin, Rabu, 13 Juli 2022.
Burhanuddin mengatakan pihaknya terus berkoordinasi dengan instansi pemerintah lainnya, seperti pihak kepolisian, syahbandar, dan balai karantina pertanian untuk melakukan upaya pemantauan secara bersama-sama.
Dia mengakui penularan PMK pada hewan ternak, seperti sapi, cukup cepat, sehingga pihaknya bertindak lebih hati-hati, termasuk meningkatkan koordinasi dengan semua instansi terkait.
Baca: 904 Ternak di Cirebon Sembuh dari PMK
"Kami telah berkoordinasi dengan sejumlah instansi, seperti aparat kepolisian, syahbandar, dan balai karantina pertanian untuk melakukan upaya-upaya pemantauan dan pengendalian terhadap hewan ternak yang masuk di Sinjai," ujar dia.
Burhanuddin menjelaskan PMK dapat merugikan peternak dari segi ekonomi. Sebab, hewan yang terserang virus ini akan mengalami penurunan berat badan secara drastis. Sehingga dapat menurunkan harga hewan ternak di pasaran.
Selain itu, PMK juga dapat menghambat pertumbuhan hewan dikarenakan turunnya nafsu makan akibat luka yang diderita pada mulut dan sela-sela kukunya. Apalagi, populasi sapi di Kabupaten Sinjai cukup besar yang menjadi alasan pemerintah daerah memperketat masuknya PMK.
Sinjai: Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kabupaten Sinjai,
Sulawesi Selatan, memperketat lalu lintas
ternak, khususnya sapi. Kebijakan ini ia ambil setelah
penyakit mulut dan kuku (PMK) terdeteksi di kabupaten tetangga, yakni Bone.
Kepala DPKH Sinjai Burhanuddin mengatakan lalu lintas hewan ternak diperketat untuk mengantisipasi merebaknya PMK di Sinjai.
"Hingga hari ini, kami masih terus melakukan pemantauan di wilayah kami dan tetap memperbaharui informasi PMK dari luar daerah. Kami sekarang juga memperketat arus lalu lintasnya agar tidak merebak PMK itu," ujar Burhanuddin, Rabu, 13 Juli 2022.
Burhanuddin mengatakan pihaknya terus berkoordinasi dengan instansi pemerintah lainnya, seperti pihak kepolisian, syahbandar, dan balai karantina pertanian untuk melakukan upaya pemantauan secara bersama-sama.
Dia mengakui penularan PMK pada hewan ternak, seperti sapi, cukup cepat, sehingga pihaknya bertindak lebih hati-hati, termasuk meningkatkan koordinasi dengan semua instansi terkait.
Baca:
904 Ternak di Cirebon Sembuh dari PMK
"Kami telah berkoordinasi dengan sejumlah instansi, seperti aparat kepolisian, syahbandar, dan balai karantina pertanian untuk melakukan upaya-upaya pemantauan dan pengendalian terhadap hewan ternak yang masuk di Sinjai," ujar dia.
Burhanuddin menjelaskan PMK dapat merugikan peternak dari segi ekonomi. Sebab, hewan yang terserang virus ini akan mengalami penurunan berat badan secara drastis. Sehingga dapat menurunkan harga hewan ternak di pasaran.
Selain itu, PMK juga dapat menghambat pertumbuhan hewan dikarenakan turunnya nafsu makan akibat luka yang diderita pada mulut dan sela-sela kukunya. Apalagi, populasi sapi di Kabupaten Sinjai cukup besar yang menjadi alasan pemerintah daerah memperketat masuknya PMK.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NUR)
