medcom.id, Ternate: Warga Ternate, Maluku Utara sedang menghadapi letusan Gunung Gamalama yang memuntahkan abu vulkanik. Warga menghadapi situasi ini secara tenang, namun persoalannya stok masker di kota itu habis.
Sejak meletus, Kamis malam 18 Desember, abu vulkanik terus mengguyur Kota Ternate. usai letusan, pertama, tiga kali Gamalama memuntahkan abu ke udara. Terakhir sore tadi pukul 15.05 WIT.
"Warga sih biasa saja, tetapi memang stok masker habis," kata Ketua LSM lingkungan dan kesehatan, Rorano, Asghar Saleh, kepada Metrotvnews.com, Sabtu (20/12/2018).
Dalam menghadapi hujan abu vulkanik, masker merupakan alat pertama yang sangat dibutuhkan warga untuk mencegah serangan penyakit infeksi saluran pernafasan.
Ashagar menyayangkan ketidaktersediaan masker saat ini karena menurut dia Ternate merupakan daerah rawan bencana letusan gunung, sehingga masker perlu selalu dipersiapkan. Pada 2011, Gamalama meletus, menyemburkan abu dan memuntahkan lahar dingin.
Menurutnya, tipikal Gamalama itu gunung yang meletus dengan letupan-letupan kecil, sehingga biasanya hujan abu berlangsung sepekan lebih.
"Kami bersama Setda Kota Ternate coba cari alternatif ke apotik, tapi juga masker sudah habis, mungkin besok datang dari Manado, sekitar 18 dus besar, yang masing-masing berisi 2 ribu masker," katanya.
Pada hari pertama setelah letusan, sebanyak 4o ribu masker dibagikan Dinas Kesehatan Kota Ternate, PMI dan beberapa institusi yang membagikan secara swadaya. Jumlah itu kurang dari cukup.
Saat ini, beberapa lurah juga mengeluhkan sistem distribusi masker karena banyak yang merasa tidak mendapatkan pembagian masker untuk warga mereka. Hal itu seperti diutarakan Camat Ternate Tengah, Thamrin Marsaoly. Dia kecewa setelah mendapat laporan dari para lurah di wilayahnya bahwa tak ada satupun yang mendapat pembagian masker.(RF)
medcom.id, Ternate: Warga Ternate, Maluku Utara sedang menghadapi letusan Gunung Gamalama yang memuntahkan abu vulkanik. Warga menghadapi situasi ini secara tenang, namun persoalannya stok masker di kota itu habis.
Sejak meletus, Kamis malam 18 Desember, abu vulkanik terus mengguyur Kota Ternate. usai letusan, pertama, tiga kali Gamalama memuntahkan abu ke udara. Terakhir sore tadi pukul 15.05 WIT.
"Warga sih biasa saja, tetapi memang stok masker habis," kata Ketua LSM lingkungan dan kesehatan, Rorano, Asghar Saleh, kepada
Metrotvnews.com, Sabtu (20/12/2018).
Dalam menghadapi hujan abu vulkanik, masker merupakan alat pertama yang sangat dibutuhkan warga untuk mencegah serangan penyakit infeksi saluran pernafasan.
Ashagar menyayangkan ketidaktersediaan masker saat ini karena menurut dia Ternate merupakan daerah rawan bencana letusan gunung, sehingga masker perlu selalu dipersiapkan. Pada 2011, Gamalama meletus, menyemburkan abu dan memuntahkan lahar dingin.
Menurutnya, tipikal Gamalama itu gunung yang meletus dengan letupan-letupan kecil, sehingga biasanya hujan abu berlangsung sepekan lebih.
"Kami bersama Setda Kota Ternate coba cari alternatif ke apotik, tapi juga masker sudah habis, mungkin besok datang dari Manado, sekitar 18 dus besar, yang masing-masing berisi 2 ribu masker," katanya.
Pada hari pertama setelah letusan, sebanyak 4o ribu masker dibagikan Dinas Kesehatan Kota Ternate, PMI dan beberapa institusi yang membagikan secara swadaya. Jumlah itu kurang dari cukup.
Saat ini, beberapa lurah juga mengeluhkan sistem distribusi masker karena banyak yang merasa tidak mendapatkan pembagian masker untuk warga mereka. Hal itu seperti diutarakan Camat Ternate Tengah, Thamrin Marsaoly. Dia kecewa setelah mendapat laporan dari para lurah di wilayahnya bahwa tak ada satupun yang mendapat pembagian masker.(RF)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(FIT)
