Surabaya: Upaya Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur membantu UMKM untuk meningkatkan penyaluran kredit rendah. Bahkan penyaluran kredit UMKM pada triwulan IV 2020 di Jatim minus 0,23 persen dibanding periode yang sama di 2020 (yoy), atau melambat dibandingkan triwulan III 2020 yang tumbuh 1,42 persen (yoy).
"Masyarakat masih cenderung membatasi aktivitas ekonominya sejak adanya pandemi covid-19. Sehingga mempengaruhi perlambatan kredit investasi UMKM," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jatim, Difi Ahmad Johansyah, Selasa, 30 Maret 2021.
Baca: Bank BRI Kukun Tangerang Dirampok, Rp300 Juta Digasak
Mengacu data Laporan Perekonomian Jatim yang dirilis BI, penyaluran kredit secara total sebesar Rp477,32 triliun hingga triwulan IV 2020. Realisasi tersebut turun dibanding 2019 yang sebesar Rp494,29 triliun. "Kondisi ini akibat perlambatan kredit investasi (KI) UMKM," jelasnya.
Meski menurun, lanjut Difi, pangsa kredit UMKM terhadap total kredit di Jatim mengalami peningkatan. Misalnya pangsa kredit UMKM mengalami kenaikan mencapai 28,89 persen pada triwulan IV 2020, dibandingkan triwulan III 2020 yaitu 28,33 persen.
Kata Difi, proporsi kredit tersebut lebih tinggi dibandingkan target kredit UMKM yang ditetapkan pemerintah minimal 15 persen dan maksimal 20 persen pada tahun 2018. Sementara Jatim sendiri telah mencapai target tersebut dan terus naik hingga 2013.
Ada dua sektor yang berkontribusi besar terhadap perekonomian Jatim, yaitu sektor Perdagangan Besar, dan Eceran serta sektor Industri Pengolahan.
Pertumbuhan kredit UMKM ke kedua sektor tersebut mengalami perlambatan pada triwulan IV 2020 dibandingkan triwulan III 2020. "Sementara perlambatan disebabkan pelaku usaha masih menggunakan persediaan yang ada," ujarnya.
Surabaya: Upaya Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur membantu UMKM untuk meningkatkan penyaluran kredit rendah. Bahkan penyaluran kredit
UMKM pada triwulan IV 2020 di Jatim minus 0,23 persen dibanding periode yang sama di 2020 (yoy), atau melambat dibandingkan triwulan III 2020 yang tumbuh 1,42 persen (yoy).
"Masyarakat masih cenderung membatasi aktivitas ekonominya sejak adanya pandemi covid-19. Sehingga mempengaruhi perlambatan kredit investasi UMKM," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jatim, Difi Ahmad Johansyah, Selasa, 30 Maret 2021.
Baca:
Bank BRI Kukun Tangerang Dirampok, Rp300 Juta Digasak
Mengacu data Laporan Perekonomian Jatim yang dirilis BI, penyaluran kredit secara total sebesar Rp477,32 triliun hingga triwulan IV 2020. Realisasi tersebut turun dibanding 2019 yang sebesar Rp494,29 triliun. "Kondisi ini akibat perlambatan kredit investasi (KI) UMKM," jelasnya.
Meski menurun, lanjut Difi, pangsa kredit UMKM terhadap total kredit di Jatim mengalami peningkatan. Misalnya pangsa kredit UMKM mengalami kenaikan mencapai 28,89 persen pada triwulan IV 2020, dibandingkan triwulan III 2020 yaitu 28,33 persen.
Kata Difi, proporsi kredit tersebut lebih tinggi dibandingkan target kredit UMKM yang ditetapkan pemerintah minimal 15 persen dan maksimal 20 persen pada tahun 2018. Sementara Jatim sendiri telah mencapai target tersebut dan terus naik hingga 2013.
Ada dua sektor yang berkontribusi besar terhadap perekonomian Jatim, yaitu sektor Perdagangan Besar, dan Eceran serta sektor Industri Pengolahan.
Pertumbuhan kredit UMKM ke kedua sektor tersebut mengalami perlambatan pada triwulan IV 2020 dibandingkan triwulan III 2020. "Sementara perlambatan disebabkan pelaku usaha masih menggunakan persediaan yang ada," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)