Jepara: Salah satu kepala sekolah SMP negeri di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, dinonaktifkan dari jabatannya. Itu lantaran oknum terserbut telah melakukan pelecehan seksual terhadap sejumlah siswinya.
Pj Bupati Jepara, Edy Supriyanta, mengatakan sejak Jumat, 14 April 2023, kepala sekolah SMP Negeri di Kecamatan Kembang itu dinonaktifkan. Kemudian untuk sementara berkantor di Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga. Itu bagian dari upaya membongkar dugaan pelecehan seksual.
“Sudah saya perintahkan ke kepala Disdikpora, panggil yang bersangkutan. Tarik ke kantor induk. Ini diselidiki dulu. Yang betul seperti apa,” ujar Edy ditemui di Mapolres Jepara, Senin, 17 April 2023.
Terkait dengan pelibatan pihak Kepolisian, Edy mengatakan masih menunggu hasil pendalaman informasi yang dilakukan. Selain itu, pihaknya juga melihat perkembangan kasus tersebut. Namun, pendampingin terhadap para korban telah diberikan melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
“Mungkin besok, seluruh kepala sekolah saya panggil. Biar tidak ada lagi kekerasan seksual maupun lainnya di sekolah,” kata Edy.
Kapolres Jepara, AKBP Warsono, mengaku sudah mendatangi enam korban itu. Harapannya mereka mau melapor. Namun, ternyata tak satupun mau melapor.
“Tapi mereka membuat surat pernyataan, tidak melaporkan kejadian ini (ke Polisi, red). Itu yang terkendala kita,” ungkap Warsono.
Sementara ini, pihaknya belum menemukan adanya indikasi intimidasi dalam pembuatan surat pernyataan itu. Semua korban pun sudah didatangi namun bersikap sama.
Dengan adanya surat pernyataan itu, penyidik Satreskrim Polres Jepara akan kesulitan melakukan penyelidikan. Sebab, penyidik tidak bisa memeriksa dengan paksaan.
“Kita butuh keterangan dari korban, sedangkan mereka tidak mau diperiksa. Kita terkendala pasal pemeriksaan korban,” terang Warsono.
Jepara: Salah satu kepala sekolah SMP negeri di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, dinonaktifkan dari jabatannya. Itu lantaran oknum terserbut telah melakukan pelecehan seksual terhadap sejumlah siswinya.
Pj Bupati Jepara, Edy Supriyanta, mengatakan sejak Jumat, 14 April 2023, kepala sekolah SMP Negeri di Kecamatan Kembang itu dinonaktifkan. Kemudian untuk sementara berkantor di Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga. Itu bagian dari upaya membongkar dugaan pelecehan seksual.
“Sudah saya perintahkan ke kepala Disdikpora, panggil yang bersangkutan. Tarik ke kantor induk. Ini diselidiki dulu. Yang betul seperti apa,” ujar Edy ditemui di Mapolres Jepara, Senin, 17 April 2023.
Terkait dengan pelibatan pihak Kepolisian, Edy mengatakan masih menunggu hasil pendalaman informasi yang dilakukan. Selain itu, pihaknya juga melihat perkembangan kasus tersebut. Namun, pendampingin terhadap para korban telah diberikan melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
“Mungkin besok, seluruh kepala sekolah saya panggil. Biar tidak ada lagi kekerasan seksual maupun lainnya di sekolah,” kata Edy.
Kapolres Jepara, AKBP Warsono, mengaku sudah mendatangi enam korban itu. Harapannya mereka mau melapor. Namun, ternyata tak satupun mau melapor.
“Tapi mereka membuat surat pernyataan, tidak melaporkan kejadian ini (ke Polisi, red). Itu yang terkendala kita,” ungkap Warsono.
Sementara ini, pihaknya belum menemukan adanya indikasi intimidasi dalam pembuatan surat pernyataan itu. Semua korban pun sudah didatangi namun bersikap sama.
Dengan adanya surat pernyataan itu, penyidik Satreskrim Polres Jepara akan kesulitan melakukan penyelidikan. Sebab, penyidik tidak bisa memeriksa dengan paksaan.
“Kita butuh keterangan dari korban, sedangkan mereka tidak mau diperiksa. Kita terkendala pasal pemeriksaan korban,” terang Warsono.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(ALB)
