Yogyakarta: Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) meyakini bisa menggenjot okupansi kamar hotel pada liburan akhir tahun.
Meski kasus covid-19 di DIY tetap bertambah, diharapkan banyak wisatawan akan berlibur ke kota gudeg pada libur akhir tahun 2022.
"Sejauh ini reservasi maupun okupensi kamar hotel trennya cukup bagus, merangkak naik," kata Ketua PHRI DIY, Deddy Pranowo Eryono, saat dihubungi, Jumat, 28 Oktober 2022.
Dia menjelaskan okupansi hotel sempat alami penurunan akibat dampak kenaikan harga BBM pada September lalu. Ia menyebut penurunan okupansi pada bulan lalu itu sekitar 30 hingga 50 persen.
Menurut dia keterisian kamar hotel mulai kenaikan pada bulan ini, yakni sekitar 70 persen. Melihat hal tersebut, ia memperkirakan okupansi pada liburan akhir tahun akan meningkat.
"Reservasi untuk bulan depan sudah sekitar 60 persen. Ini masih kemungkinan naik saat liburan nanti," jelasnya.
Ia mengatakan sejumlah kegiatan maupun agenda di DIY turut memberikan kontribusi kenaikan okupansi untuk berbagai jenis hotel itu. Agenda yang digelar sejauh ini tak hanya skala lokal, namun juga nasional.
Deddy menambahkan pihaknya juga sempat terpikir terkait prediksi resesi global pada tahun depan. Meski catatan kunjungan baik, namun ia belum berani berangan-angan kondisi para pengusaha perhotelan tahun depan.
"Memang akhir 2022 ini okupansi cukup baik. Tapi kami tetap harus waspada dengan proyeksi ekonomi 2023 yang disebut mengalami resesi global," ujarnya.
Yogyakarta: Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Daerah Istimewa
Yogyakarta (DIY) meyakini bisa menggenjot okupansi kamar
hotel pada
liburan akhir tahun.
Meski kasus covid-19 di DIY tetap bertambah, diharapkan banyak wisatawan akan berlibur ke kota gudeg pada libur akhir tahun 2022.
"Sejauh ini reservasi maupun okupensi kamar hotel trennya cukup bagus, merangkak naik," kata Ketua PHRI DIY, Deddy Pranowo Eryono, saat dihubungi, Jumat, 28 Oktober 2022.
Dia menjelaskan okupansi hotel sempat alami penurunan akibat dampak kenaikan harga BBM pada September lalu. Ia menyebut penurunan okupansi pada bulan lalu itu sekitar 30 hingga 50 persen.
Menurut dia keterisian kamar hotel mulai kenaikan pada bulan ini, yakni sekitar 70 persen. Melihat hal tersebut, ia memperkirakan okupansi pada liburan akhir tahun akan meningkat.
"Reservasi untuk bulan depan sudah sekitar 60 persen. Ini masih kemungkinan naik saat liburan nanti," jelasnya.
Ia mengatakan sejumlah kegiatan maupun agenda di DIY turut memberikan kontribusi kenaikan okupansi untuk berbagai jenis hotel itu. Agenda yang digelar sejauh ini tak hanya skala lokal, namun juga nasional.
Deddy menambahkan pihaknya juga sempat terpikir terkait prediksi resesi global pada tahun depan. Meski catatan kunjungan baik, namun ia belum berani berangan-angan kondisi para pengusaha perhotelan tahun depan.
"Memang akhir 2022 ini okupansi cukup baik. Tapi kami tetap harus waspada dengan proyeksi ekonomi 2023 yang disebut mengalami resesi global," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)
