medcom.id, Kotabaru: Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kotabaru, Kalimantan Selatan, menetapkan APBD 2016 sebesar Rp1,9 triliun. Besarannya naik 24,26 persen dari APBD Perubahan 2015 yaitu sebesar Rp1,4 triliun.
Penjabat Bupati Kotabaru Isra mengatakan besaran APBD lebih besar dari usulannya yaitu Rp1,759 triliun. APBD 2015 berasal dari dua sumber. Pertama yaitu APBN yang mencakupi Dana Alokasi Umum (DAU) sebanyak Rp607 miliar dan Alokasi Dana Desa sebesar Rp120 miliar. Sementara APBD murni sebesar Rp1 triliun dari APBD murni.
"Untuk memenuhi kebutuhan penganggaran dalam RAPBD 2016 yang di sepakati menjadi APBD 2016, pemerintah daerah menempuh kebijakan devisit anggaran melalui pembiayaan yang berasal dari pemanfaatan silpa," ujar Isra di Kotabaru, Rabu (25/11/2015).
Isra mengakui terjadi defisit pada APBD 2016. Ia mengatakan kondisi itu terjadi bukan karena pembatasan tapi pembiayaan defisit yang tak dilakukan melalui utang, pinjaman, penerbitan obligasi, dan penjualan aset.
Kenaikan pendapatan berasal dari pendapatan asli daerah (PAD) sebesar Rp23,679 miliar, bagi hasil pajak dan bukan pajak sebesar Rp134,299 miliar.
APBD 2016 merencanakan belanja tidak langsung sebesar 41,68 persen, belanja langsung menyerap sebesar 58,32 persen, dari total belanja. Proporsi belanja modal terhadap total belanja adalah sebesar 30,81 persen.
Wakil Ketua DPRD Kotabaru M Mugni, mengemukakan, sembilan fraksi di DPRD
sepakat dan menerima RAPBD menjadi APBD tahun 2016, sebesar Rp1,9 triliun.
"Agar dana tersebut dapat terserap lebih maksimal dan tepat sasaran, kami akan memberlakukan likuidasi terhadap perusahaan kontraktor yang tidak dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan baik dan benar sesuai persyaratan
yang disepakati dalam kontrak," terang Mugni.
medcom.id, Kotabaru: Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kotabaru, Kalimantan Selatan, menetapkan APBD 2016 sebesar Rp1,9 triliun. Besarannya naik 24,26 persen dari APBD Perubahan 2015 yaitu sebesar Rp1,4 triliun.
Penjabat Bupati Kotabaru Isra mengatakan besaran APBD lebih besar dari usulannya yaitu Rp1,759 triliun. APBD 2015 berasal dari dua sumber. Pertama yaitu APBN yang mencakupi Dana Alokasi Umum (DAU) sebanyak Rp607 miliar dan Alokasi Dana Desa sebesar Rp120 miliar. Sementara APBD murni sebesar Rp1 triliun dari APBD murni.
"Untuk memenuhi kebutuhan penganggaran dalam RAPBD 2016 yang di sepakati menjadi APBD 2016, pemerintah daerah menempuh kebijakan devisit anggaran melalui pembiayaan yang berasal dari pemanfaatan silpa," ujar Isra di Kotabaru, Rabu (25/11/2015).
Isra mengakui terjadi defisit pada APBD 2016. Ia mengatakan kondisi itu terjadi bukan karena pembatasan tapi pembiayaan defisit yang tak dilakukan melalui utang, pinjaman, penerbitan obligasi, dan penjualan aset.
Kenaikan pendapatan berasal dari pendapatan asli daerah (PAD) sebesar Rp23,679 miliar, bagi hasil pajak dan bukan pajak sebesar Rp134,299 miliar.
APBD 2016 merencanakan belanja tidak langsung sebesar 41,68 persen, belanja langsung menyerap sebesar 58,32 persen, dari total belanja. Proporsi belanja modal terhadap total belanja adalah sebesar 30,81 persen.
Wakil Ketua DPRD Kotabaru M Mugni, mengemukakan, sembilan fraksi di DPRD
sepakat dan menerima RAPBD menjadi APBD tahun 2016, sebesar Rp1,9 triliun.
"Agar dana tersebut dapat terserap lebih maksimal dan tepat sasaran, kami akan memberlakukan likuidasi terhadap perusahaan kontraktor yang tidak dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan baik dan benar sesuai persyaratan
yang disepakati dalam kontrak," terang Mugni.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(RRN)
