Labuhanbatu: Muhadi, 70, war asala Tulungagung, Jawa Timur, akhirnya bisa bertemu dengan keluarga setelah 30 tahun berpisah. Muhadi terpisah dengan keluarganya karena terdampar di Labuhanbatu Utara (Labura), Sumatra Utara, saat akan menjadi imigran ke Malaysia.
Muhadi mengaku terakhir kali bertemu dengan keluarga tahun 1993 silam, atau 29 tahun silam. Ia terdampar di Labura sementara keluarga berada di Jawa Timur
"Beliau awalnya sampai di Labuhan Batu karena ingin bekerja di Malaysia, namun ditinggal temannya. Beliau tidak tahu caranya pulang sampai 30 tahun," tutur Kapolres Labuhanbatu AKBP Anhar Arlia Rangkuti, dalam tayangan Newsline di Metro TV, Selasa, 27 Juni 2022.
Selama 30 tahun, Muhadi melakoni berbagai pekerjaan serabutan di Labura. Mulai dari buruh kebun, tukang pijat, hingga membuat kerajinan tangan dari pelepah kelapa sawit.
"Lama tidak ketemu keluarga kalau ingat itu rasanya hanya diam sambil mengeluarkan air mata. Hanya itu saja. Mau pulang tidak punya uang," terang Muhadi.
Kisah ini didengar oleh Aiptu Aris Fadhilah. Setelah memastikan kebenarannya ia langsung menyampaikan informasi ini ke Kapolres Labuhanbatu dan akan diantar ke kampung halaman.
"Alhamdulilah dari personel kami melapor. Rencana, Selasa, 28 Juni kami antar ke Tulungagung, Jawa Timur," tutur Rangkuti. (Fauzi Pratama Ramadhan)
Labuhanbatu: Muhadi, 70, war asala Tulungagung, Jawa Timur, akhirnya bisa bertemu dengan keluarga setelah 30 tahun berpisah. Muhadi terpisah dengan keluarganya karena terdampar di Labuhanbatu Utara (Labura), Sumatra Utara, saat akan menjadi imigran ke Malaysia.
Muhadi mengaku terakhir kali bertemu dengan keluarga tahun 1993 silam, atau 29 tahun silam. Ia terdampar di Labura sementara keluarga berada di Jawa Timur
"Beliau awalnya sampai di Labuhan Batu karena ingin bekerja di Malaysia, namun ditinggal temannya. Beliau tidak tahu caranya pulang sampai 30 tahun," tutur Kapolres Labuhanbatu AKBP Anhar Arlia Rangkuti, dalam tayangan
Newsline di
Metro TV, Selasa, 27 Juni 2022.
Selama 30 tahun, Muhadi melakoni berbagai pekerjaan serabutan di Labura. Mulai dari buruh kebun, tukang pijat, hingga membuat kerajinan tangan dari pelepah kelapa sawit.
"Lama tidak ketemu keluarga kalau ingat itu rasanya hanya diam sambil mengeluarkan air mata. Hanya itu saja. Mau pulang tidak punya uang," terang Muhadi.
Kisah ini didengar oleh Aiptu Aris Fadhilah. Setelah memastikan kebenarannya ia langsung menyampaikan informasi ini ke Kapolres Labuhanbatu dan akan diantar ke kampung halaman.
"Alhamdulilah dari personel kami melapor. Rencana, Selasa, 28 Juni kami antar ke Tulungagung, Jawa Timur," tutur Rangkuti.
(Fauzi Pratama Ramadhan) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)
