medcom.id, Denpasar: Hamida bingung mengenai biaya pengurusan hingga pemulangan jenazah anak kandungnya, Angeline, dari Denpasar, Bali ke kampung halamannya di Banyuwangi, Jawa Timur. Wartawan yang meliput kasus tersebut pun bersimpati dengan menggalang dana dan memberikan bantuan uang kepada ibu tiga anak itu.
Puluhan wartawan dari berbagai media di Bali menggalang dana. Mereka kemudian menyerahkan langsung bantuan itu kepada Hamida di RSUP Sanglah.
"Penggalangan dana ini bermula dari simpati kita kala ibu kandung Angeline kebingungan mengenai pembiayaan visum dan segala pengurusan jenazah," kata juru bicara Solidaritas Jurnalis Bali, Ragil Lestari, Selasa (16/6).
Ragil mengatakan penggalangan dana berlangsung sejak dua hari setelah jasad Angeline ditemukan. "Jumlah yang terkumpul Rp18 juta," papar dia.
Ia berharap bantuan itu dapat meringankan keluarga Angeline. Sehingga bocah cantik berusia delapan itu mendapatkan tempat peristirahatan terakhir yang layak di kampung halamannya.
Kebingungan yang sama pun dirasakan Hamida delapan tahun lalu. Saat itu, ia baru melahirkan si bayi cantik Angeline. Namun kebahagiaannya berubah jadi suram karena suaminya, Rosidi, tak memiliki uang untuk biaya persalinan.
Hingga akhirnya, Margariet C Megawe (sebelumnya ditulis Margaret) bersama suaminya bersedia mengadopsi Angeline kecil. Hamida pun harus rela melepas Angeline dengan harapan Margariet dan keluarganya dapat memberikan masa depan cerah kepada putri keduanya itu.
Takdir berkata lain. Pada 16 Mei 2015, Margariet melapor ke polisi bahwa putri angkatnya itu hilang. Setelah penyelidikan, polisi menemukan Angeline pada 10 Juni 2015. Namun, gadis manis itu sudah dalam kondisi tak bernyawa. Jasadnya ditemukan terkubur di belakang rumah Margariet.
medcom.id, Denpasar: Hamida bingung mengenai biaya pengurusan hingga pemulangan jenazah anak kandungnya, Angeline, dari Denpasar, Bali ke kampung halamannya di Banyuwangi, Jawa Timur. Wartawan yang meliput kasus tersebut pun bersimpati dengan menggalang dana dan memberikan bantuan uang kepada ibu tiga anak itu.
Puluhan wartawan dari berbagai media di Bali menggalang dana. Mereka kemudian menyerahkan langsung bantuan itu kepada Hamida di RSUP Sanglah.
"Penggalangan dana ini bermula dari simpati kita kala ibu kandung Angeline kebingungan mengenai pembiayaan visum dan segala pengurusan jenazah," kata juru bicara Solidaritas Jurnalis Bali, Ragil Lestari, Selasa (16/6).
Ragil mengatakan penggalangan dana berlangsung sejak dua hari setelah jasad Angeline ditemukan. "Jumlah yang terkumpul Rp18 juta," papar dia.
Ia berharap bantuan itu dapat meringankan keluarga Angeline. Sehingga bocah cantik berusia delapan itu mendapatkan tempat peristirahatan terakhir yang layak di kampung halamannya.
Kebingungan yang sama pun dirasakan Hamida delapan tahun lalu. Saat itu, ia baru melahirkan si bayi cantik Angeline. Namun kebahagiaannya berubah jadi suram karena suaminya, Rosidi, tak memiliki uang untuk biaya persalinan.
Hingga akhirnya, Margariet C Megawe (sebelumnya ditulis Margaret) bersama suaminya bersedia mengadopsi Angeline kecil. Hamida pun harus rela melepas Angeline dengan harapan Margariet dan keluarganya dapat memberikan masa depan cerah kepada putri keduanya itu.
Takdir berkata lain. Pada 16 Mei 2015, Margariet melapor ke polisi bahwa putri angkatnya itu hilang. Setelah penyelidikan, polisi menemukan Angeline pada 10 Juni 2015. Namun, gadis manis itu sudah dalam kondisi tak bernyawa. Jasadnya ditemukan terkubur di belakang rumah Margariet.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(RRN)
