medcom.id, Tangerang: Kepala Satuan Reserse Kriminal, Polres Kota Bandara Soekarno-Hatta (Soeta), Kompol Aszhari Kurniawan mengatakan, ada tiga modus yang dilakukan para pencuri di kawasan bandara dan pesawat.
Pertama, pencurian dengan cara dodos tas di area bagasi kargo. "Teknik dodos tas ini menggunakan alat bantu seadanya seperti pulpen atau kunci sepeda motor," ujar Aszhari, Rabu (6/1/2015).
Aszhari melanjutkan, modus selanjutnya terjadi di ruang bagasi pesawat komersil dan ketiga pencurian dilakukan di dalam kabin pesawat.
"Berbeda dengan pencurian yang dilakukan di area kabin. Pelaku menyamar sebagai penumpang, beraksi saat kondisi di dalam pesawat senyap, atau aktifitas di dalam pesawat tenang barulah dia (pelaku) bergerak," tandasnya.
Dia mengungkap, sementara untuk pencurian barang kargo melalui jasa ekspedisi belum pernah terjadi di Bandra Soeta. Menurutnya, karena pengemasan yang rapi membuat pencuri kesulitan untuk mengambil isi kemasan.
"Pencurian barang kargo ini bermain di kuantitas barang, misalkan dikirim 100 kotak handphone, kehilangan itu satu atau dua kotak, tapi kasus tersebut belum pernah ada di Bandara Soeta. Antisipasinya barang itu di bungkus wrapping rapi, ini membuat pelaku enggan mendodos karena akan mudah ketahuan jika kemasan wraping itu rusak, juga memakan waktu lama untuk mendodosnya," terang Aszhari.
Aszhari mengatakan, pencurian barang penumpang di Bandara Soeta terus terjadi setiap tahun meski jumlahnya tidak banyak. Yakni delapan kasus pada 2014, dan enam kasus pada 2015.
Untuk mengantisipasi hal itu, pihaknya berjanji akan meningkatkan kerjasama untuk keamanan bandara. Selain itu, pengawasan melalui CCTV pun bakal ditambah.
"Kami imbau juga bagi para penumpang, untuk tidak menyimpan barang berharganya di bagasi pesawat dan memastikan barang itu dibawa ke dalam kabin pesawat," tukas dia.
medcom.id, Tangerang: Kepala Satuan Reserse Kriminal, Polres Kota Bandara Soekarno-Hatta (Soeta), Kompol Aszhari Kurniawan mengatakan, ada tiga modus yang dilakukan para pencuri di kawasan bandara dan pesawat.
Pertama, pencurian dengan cara dodos tas di area bagasi kargo. "Teknik dodos tas ini menggunakan alat bantu seadanya seperti pulpen atau kunci sepeda motor," ujar Aszhari, Rabu (6/1/2015).
Aszhari melanjutkan, modus selanjutnya terjadi di ruang bagasi pesawat komersil dan ketiga pencurian dilakukan di dalam kabin pesawat.
"Berbeda dengan pencurian yang dilakukan di area kabin. Pelaku menyamar sebagai penumpang, beraksi saat kondisi di dalam pesawat senyap, atau aktifitas di dalam pesawat tenang barulah dia (pelaku) bergerak," tandasnya.
Dia mengungkap, sementara untuk pencurian barang kargo melalui jasa ekspedisi belum pernah terjadi di Bandra Soeta. Menurutnya, karena pengemasan yang rapi membuat pencuri kesulitan untuk mengambil isi kemasan.
"Pencurian barang kargo ini bermain di kuantitas barang, misalkan dikirim 100 kotak handphone, kehilangan itu satu atau dua kotak, tapi kasus tersebut belum pernah ada di Bandara Soeta. Antisipasinya barang itu di bungkus
wrapping rapi, ini membuat pelaku enggan mendodos karena akan mudah ketahuan jika kemasan
wraping itu rusak, juga memakan waktu lama untuk mendodosnya," terang Aszhari.
Aszhari mengatakan, pencurian barang penumpang di Bandara Soeta terus terjadi setiap tahun meski jumlahnya tidak banyak. Yakni delapan kasus pada 2014, dan enam kasus pada 2015.
Untuk mengantisipasi hal itu, pihaknya berjanji akan meningkatkan kerjasama untuk keamanan bandara. Selain itu, pengawasan melalui CCTV pun bakal ditambah.
"Kami imbau juga bagi para penumpang, untuk tidak menyimpan barang berharganya di bagasi pesawat dan memastikan barang itu dibawa ke dalam kabin pesawat," tukas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(LDS)
