Ancaman Banjir di Kota Yogyakarta Meningkat

Yogyakarta: Ancaman banjir di wilayah Kota Yogyakarta meningkat menyusul cuaca ekstrem akibat bencana hidrometeorologi. Ancaman banjir itu khususnya berada di bantaran sungai yang membelah wilayah Kota Yogyakarta. "(Perkembangan kondisi) Sungai Gajah Wong, Sungai Code, serta Sungai Winongo perlu dipantau," kata Manajer Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Lilik Andi Aryanto, saat dihubungi, Senin, 7 November 2022.   Lilik menjelaskan peningkatan debit air di tiga sungai itu berpotensi meningkat jika di wilayah Kabupaten Sleman yang menjadi lokasi hulunya hujan berintensitas tinggi. Pemantauan perlu dilakukan di bagian hulu maupun titik-titik aliran sungai. "Ada beberapa tim relawan yang memantau aliran di beberapa sungai," jelasnya. Selain memantau titik sungai, ia menyebut juga ada alat peringatan dini atau Early Warning System (EWS) yang masih terpasang dan berfungsi. Ia mengatakan EWS secara berkala dipantau kondisinya. Kondisi terbaru, banjir terjadi di kawasan Kelurahan Klitren Kota Yogyakarta pada Minggu, 6 November. Dalam waktu beberapa jam sebelum itu banjir juga terjadi di sejumlah titik di Kecamatan Girisubo, Kabupaten Gunungkidul. Banjir di dua dusun itu menggenangi 13 rumah, 2 sekolah, dan 1 kantor balai dusun. "Secara umum di DIY ancaman bencana hidrometeorologi tak hanya banjir, tapi juga tanah longsor, serta angin kencang. Ancaman ini berlangsung sejak Oktober 2022 sampai Februari tahun depan," ungkapnya. Meski dari sejumlah bencana belum ada korban jiwa, Lilik berharap masyarakat bisa mengantisipasi dampaknya. Misalnya, masyarakat di wilayah di Kabupaten Sleman, Kota Yogyakarta, dan Kabupaten Bantul tidak membuat sampai ke sungai. Pasalnya, tiga wilayah ini memiliki aliran sungai yang satu jalur. "Khususnya warga yang tinggal di dekat sungai kami harap memantau lingkungan dan memperbarui informasi bila di daerahnya maupun kawasan Sleman sedang hujan," ujar Lilik.