medcom.id, Banda Aceh: Banyak gedung yang dibangun hasil bantuan di masa rehabilitasi pascatsunami Aceh mubazir. Gedung-gedung terbengkalai dan belum dipergunakan sebagaimanan fungsinya, hingga saat ini. Padahal, dana pembanguan sejumlah gedung itu menghabiskan puluhan miliar rupiah.
Di Kabupaten Aceh Singkil, misalnya, ada tiga bangunan bantuan rehabilitasi pascatsunami yang mubazir atau tidak dipergunakan. Masing-masing adalah Gedung Pendopo bupati, Gedung Olah Raga dan terminal angkuatan umum. Parahnya lagi, sejumlah bangunan itu tidak memiliki pengelola. Semua bangunan itu berada di Kecamatan Singkil.
Gedung Pendopo Bupati Aceh Singkil terlihat kumuh. Banyak kotoran hewan dan sampah berserakan dalam gedung. Belum lagi, beberapa bagian gedung seperti pintu, jendela, dan atap mulai rusak.
"Sekarang kita lihat sudah seperti rumah hantu. Tidak pernah ada orang yang membersihkan. Kami pun tidak tahu ini sudah diserahkan kepada Pemkab Singkil atau belum. Yang jelas ini dibangun BRR (Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi) sebelum tahun 2009," kata Syahrul, tokoh masyarakat Singkil, Kamis (25/12/2014).
Nasib serupa dialami Gedung IT Learning Center, Kecamatan Meuraxa, Kota Banda Aceh. Gedung itu merupakan bantuan Samsung, raksasa elektronik asal Korea Selatan. Namun, sejak diresmikan November 2009, gedung itu belum difungsikan. Padahal, Gedung IT menghabiskan dana miliaran rupiah. "Kami tidak pernah melihat ada aktivitas apapun di gedung itu" kata Rusli, warga kota Banda Aceh, hari ini.
Selain itu, satu unit Puskesmas di Desa Lambung, Kecamatan Meuraxa, Banda Aceh, juga terbengkalai. Tidak ada aktivitas penanganan medis di gedung yang sudah terlihat kumuh itu. Bahkan beberapa jendela dan plafon kini mulai rusak. Tidak diketahui secara jelas ihwal tidak adanya pemanfaatan gedung.
medcom.id, Banda Aceh: Banyak gedung yang dibangun hasil bantuan di masa rehabilitasi pascatsunami Aceh mubazir. Gedung-gedung terbengkalai dan belum dipergunakan sebagaimanan fungsinya, hingga saat ini. Padahal, dana pembanguan sejumlah gedung itu menghabiskan puluhan miliar rupiah.
Di Kabupaten Aceh Singkil, misalnya, ada tiga bangunan bantuan rehabilitasi pascatsunami yang mubazir atau tidak dipergunakan. Masing-masing adalah Gedung Pendopo bupati, Gedung Olah Raga dan terminal angkuatan umum. Parahnya lagi, sejumlah bangunan itu tidak memiliki pengelola. Semua bangunan itu berada di Kecamatan Singkil.
Gedung Pendopo Bupati Aceh Singkil terlihat kumuh. Banyak kotoran hewan dan sampah berserakan dalam gedung. Belum lagi, beberapa bagian gedung seperti pintu, jendela, dan atap mulai rusak.
"Sekarang kita lihat sudah seperti rumah hantu. Tidak pernah ada orang yang membersihkan. Kami pun tidak tahu ini sudah diserahkan kepada Pemkab Singkil atau belum. Yang jelas ini dibangun BRR (Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi) sebelum tahun 2009," kata Syahrul, tokoh masyarakat Singkil, Kamis (25/12/2014).
Nasib serupa dialami Gedung IT Learning Center, Kecamatan Meuraxa, Kota Banda Aceh. Gedung itu merupakan bantuan Samsung, raksasa elektronik asal Korea Selatan. Namun, sejak diresmikan November 2009, gedung itu belum difungsikan. Padahal, Gedung IT menghabiskan dana miliaran rupiah. "Kami tidak pernah melihat ada aktivitas apapun di gedung itu" kata Rusli, warga kota Banda Aceh, hari ini.
Selain itu, satu unit Puskesmas di Desa Lambung, Kecamatan Meuraxa, Banda Aceh, juga terbengkalai. Tidak ada aktivitas penanganan medis di gedung yang sudah terlihat kumuh itu. Bahkan beberapa jendela dan plafon kini mulai rusak. Tidak diketahui secara jelas ihwal tidak adanya pemanfaatan gedung.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(JCO)
