medcom.id, Bali: Ketua Persatuan Sopir Taksi Bali (Persotab) Ketut Witra, menyatakan reklamasi Teluk Banoa bisa meningkatkan kunjungan wisatawan ke Bali.
"Tentu saja kami sambut dengan senang hati (reklamasi). Namun, yang menjadi catatan penting bagi kami adalah jangan sampai penerima manfaat dari mega proyek ini adalah mereka yang datang dengan modal besar dari luar sana. Sementara kami sebagai pelaku lokal hanya akan menjadi penonton," kata Ketut, Rabu (27/1/2016).
Karena itu, ia pun meminta pemerintah untuk memfasilitasi pengusaha lokal untuk merasakan manfaat dari mega proyek revitalisasi Teluk Benoa.
Sementara itu, dosen pariwisata STIE Sahid dan Mediterranean Hotel & Cruise Line Training Centre, Gde Witayasa, memprediksi revitalisasi Teluk Benoa akan banyak menyedot tenaga kerja, terutama tenaga kerja lokal. RTB merupakan cara ampuh membuka lapangan kerja dan mengurangi angka pengangguran.
"Revitalisasi Teluk Benoa merupakan investasi padat karya. RTB akan banyak menyedot lapangan kerja, baik saat pembangunan proyek maupun setelah jadi dan berkembang," kata dia.
Sekretaris Yayasan Bumi Bali Bagus ini menjelaskan penyerapan tenaga kerja lokal Bali pun akan ditempatkan sesuai kemampuan, pendidikan, dan kemampuannya dalam meningkatkan kapasitas dirinya. Sehingga, tenaga kerja lokal Bali juga memiliki potensi yang sama dengan tenaga kerja lainnya untuk memegang level manajerial ke atas.
"Penyerapan berkaitan dengan kualitas SDM. Oleh karena itu guna mengantisipasi persaingan kualitas SDM lokal dan asing, perlu kerja sama banyak pihak mulai dari pemerintah dengan subsidi pendidikan, swasta menyediakan tenaga pendidik yang berkualitas, dan yang terpenting kemauan masyarakat untuk maju dan meng-upgrade kemampuan diri sendiri," kata Gde Witayasa.
Reklamasi Teluk Benoa masih menjadi kontroversi hingga kini. Ada yang mendukung, tapi banyak pula yang menolak dengan alasan lingkungan.
medcom.id, Bali: Ketua Persatuan Sopir Taksi Bali (Persotab) Ketut Witra, menyatakan reklamasi Teluk Banoa bisa meningkatkan kunjungan wisatawan ke Bali.
"Tentu saja kami sambut dengan senang hati (reklamasi). Namun, yang menjadi catatan penting bagi kami adalah jangan sampai penerima manfaat dari mega proyek ini adalah mereka yang datang dengan modal besar dari luar sana. Sementara kami sebagai pelaku lokal hanya akan menjadi penonton," kata Ketut, Rabu (27/1/2016).
Karena itu, ia pun meminta pemerintah untuk memfasilitasi pengusaha lokal untuk merasakan manfaat dari mega proyek revitalisasi Teluk Benoa.
Sementara itu, dosen pariwisata STIE Sahid dan Mediterranean Hotel & Cruise Line Training Centre, Gde Witayasa, memprediksi revitalisasi Teluk Benoa akan banyak menyedot tenaga kerja, terutama tenaga kerja lokal. RTB merupakan cara ampuh membuka lapangan kerja dan mengurangi angka pengangguran.
"Revitalisasi Teluk Benoa merupakan investasi padat karya. RTB akan banyak menyedot lapangan kerja, baik saat pembangunan proyek maupun setelah jadi dan berkembang," kata dia.
Sekretaris Yayasan Bumi Bali Bagus ini menjelaskan penyerapan tenaga kerja lokal Bali pun akan ditempatkan sesuai kemampuan, pendidikan, dan kemampuannya dalam meningkatkan kapasitas dirinya. Sehingga, tenaga kerja lokal Bali juga memiliki potensi yang sama dengan tenaga kerja lainnya untuk memegang level manajerial ke atas.
"Penyerapan berkaitan dengan kualitas SDM. Oleh karena itu guna mengantisipasi persaingan kualitas SDM lokal dan asing, perlu kerja sama banyak pihak mulai dari pemerintah dengan subsidi pendidikan, swasta menyediakan tenaga pendidik yang berkualitas, dan yang terpenting kemauan masyarakat untuk maju dan meng-upgrade kemampuan diri sendiri," kata Gde Witayasa.
Reklamasi Teluk Benoa masih menjadi kontroversi hingga kini. Ada yang mendukung, tapi banyak pula yang menolak dengan alasan lingkungan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)
