medcom.id, Surabaya: Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sudah merasa yakin dan mantap untuk menutup lokalikasi Dolly. Hal itu tecermin dari beberapa kicauannya di Twitter sejak Rabu (18/6/2014) pagi.
"Semoga penutupan Dolly lancar dan tertib," tulis Risma pada Rabu pagi pukul 7.32 WIB melalui akun @Tri_Rismaharini. Kemudian pada pukul 12.45 Risma kembali menuliskan keyakinannya untuk menutup lokalisasi yang disebut pernah menjadi yang terbesar se-Asia Tenggara itu. "Sebelum bulan Ramadhan, Surabaya harus bersih dari kemaksiatan," tulisnya.
Langkah Risma untuk menutup Dolly memang tidak dapat dikatakan mudah. Semenjak mengumumkan keputusannya, Risma mendapat banyak dukungan dan kecaman. Meski sudah didukung berbagai pihak seperti Pemprov Jawa Timur, organisasi Islam, akademisi, hingga kementerian, hingga kini pun penutupan Dolly masih mendapat penolakan dari beragam kalangan yang merasa dirugikan.
Termasuk dari wakilnya sendiri Whisnu Sakti Buana yang menilai penutupan lokalisasi yang melegenda di Kota Pahlawan ini berdampak pada persoalan ekonomi masyarakat di sekitar lokalisasi.
Padahal penutupan tersebut tentu bukan tanpa kompensasi. Pemprov Jarim dan Pemkot Surabaya sudah menyediakan beragam pilihan bagi warga yang terdampak penutupan, mulai dari pembinaan hingga pemberian pesangon. "Kami berikan alternatif untuk mencari rejeki dengan cara yang lebih baik dan sehat tentunya," ujar Risma pekan lalu.
medcom.id, Surabaya: Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sudah merasa yakin dan mantap untuk menutup lokalikasi Dolly. Hal itu tecermin dari beberapa kicauannya di Twitter sejak Rabu (18/6/2014) pagi.
"Semoga penutupan Dolly lancar dan tertib," tulis Risma pada Rabu pagi pukul 7.32 WIB melalui akun @Tri_Rismaharini. Kemudian pada pukul 12.45 Risma kembali menuliskan keyakinannya untuk menutup lokalisasi yang disebut pernah menjadi yang terbesar se-Asia Tenggara itu. "Sebelum bulan Ramadhan, Surabaya harus bersih dari kemaksiatan," tulisnya.
Langkah Risma untuk menutup Dolly memang tidak dapat dikatakan mudah. Semenjak mengumumkan keputusannya, Risma mendapat banyak dukungan dan kecaman. Meski sudah didukung berbagai pihak seperti Pemprov Jawa Timur, organisasi Islam, akademisi, hingga kementerian, hingga kini pun penutupan Dolly masih mendapat penolakan dari beragam kalangan yang merasa dirugikan.
Termasuk dari wakilnya sendiri Whisnu Sakti Buana yang menilai penutupan lokalisasi yang melegenda di Kota Pahlawan ini berdampak pada persoalan ekonomi masyarakat di sekitar lokalisasi.
Padahal penutupan tersebut tentu bukan tanpa kompensasi. Pemprov Jarim dan Pemkot Surabaya sudah menyediakan beragam pilihan bagi warga yang terdampak penutupan, mulai dari pembinaan hingga pemberian pesangon. "Kami berikan alternatif untuk mencari rejeki dengan cara yang lebih baik dan sehat tentunya," ujar Risma pekan lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(PRI)
