Semarang: Seorang difabel polio daksa Menik Murwani menciptakan inovasi manajemen limbah rumah tangga menjadi cairan eco enzyme. Ia dibantu dua orang pendamping dari Rumah Difabel Mataram di Semarang, Jawa Tengah.
Pembuatan cairan eco enzyme memanfaatkan limbah organik yang ada di sekitar lingkungannya. Limbah tersebut kemudian disortir dan dicampur cairan molase serta air lalu diaduk dan didiamkan selama tiga bulan untuk dapat digunakan.
Ide inovasi muncul dari rasa prihatin terhadap melimpahnya sampah organik yang ada di lingkungan sekitar. Sampah organik ini juga dapat merusak kelestarian lingkungan dan kesehatan masyarakat.
"Tujuannya untuk mengurangi sampah supaya tidak merusak bumi. Kumpulan sampah yang banyak akan mengeluarkan gas metan, gas metan berbahaya bagi ozon," jelas Pembimbing Rumah Difabel Mataram Semarang Katarina dalam tayangan Selamat Pagi Indonesia di Metro TV, Selasa, 27 Juli 2021.
Cairan eco enzyme ini dikatakan memiliki lebih dari 18 manfaat sekaligus. Beberapa manfaatnya di antaranya dapat digunakan sebagai cairan sanitasi tangan, mengepel lantai, mengusir serangga, obat kumur antiseptik, mencegah kerontokan rambut, menyembuhkan luka gores hingga sebagai pupuk tanaman.
Setiap harinya mereka dapat mengolah hampir 300 kilogram limbah organik rumah tangga. Harga cairan eco enzyme pun dinilai cukup terjangkau yaitu Rp25 ribu saja untuk satu botol berukuran sedang.
Sudah banyak warga Semarang dan sekitarnya hingga Jakarta yang memesan cairan eco enzyme ini. Selama pandemi pun pesanan meningkat hingga dua kali lipat.
"Dari orang luar, dari Jakarta juga, bahkan banyak orang orang Jakarta yang beli itu hampir 24 liter," ucap Katarina. (Widya Finola Ifani Putri)
Semarang: Seorang difabel polio daksa Menik Murwani menciptakan inovasi manajemen limbah rumah tangga menjadi cairan eco enzyme. Ia dibantu dua orang pendamping dari Rumah Difabel Mataram di Semarang, Jawa Tengah.
Pembuatan cairan eco enzyme memanfaatkan limbah organik yang ada di sekitar lingkungannya. Limbah tersebut kemudian disortir dan dicampur cairan molase serta air lalu diaduk dan didiamkan selama tiga bulan untuk dapat digunakan.
Ide inovasi muncul dari rasa prihatin terhadap melimpahnya sampah organik yang ada di lingkungan sekitar. Sampah organik ini juga dapat merusak kelestarian lingkungan dan kesehatan masyarakat.
"Tujuannya untuk mengurangi sampah supaya tidak merusak bumi. Kumpulan sampah yang banyak akan mengeluarkan gas metan, gas metan berbahaya bagi ozon," jelas Pembimbing Rumah Difabel Mataram Semarang Katarina dalam tayangan Selamat Pagi Indonesia di Metro TV, Selasa, 27 Juli 2021.
Cairan eco enzyme ini dikatakan memiliki lebih dari 18 manfaat sekaligus. Beberapa manfaatnya di antaranya dapat digunakan sebagai cairan sanitasi tangan, mengepel lantai, mengusir serangga, obat kumur antiseptik, mencegah kerontokan rambut, menyembuhkan luka gores hingga sebagai pupuk tanaman.
Setiap harinya mereka dapat mengolah hampir 300 kilogram limbah organik rumah tangga. Harga cairan eco enzyme pun dinilai cukup terjangkau yaitu Rp25 ribu saja untuk satu botol berukuran sedang.
Sudah banyak warga Semarang dan sekitarnya hingga Jakarta yang memesan cairan eco enzyme ini. Selama pandemi pun pesanan meningkat hingga dua kali lipat.
"Dari orang luar, dari Jakarta juga, bahkan banyak orang orang Jakarta yang beli itu hampir 24 liter," ucap Katarina. (
Widya Finola Ifani Putri)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(MBM)
