medcom.id, Batam: Kekeringan yang melanda Pulau Batam, Kepulauan Riau, beberapa waktu terakhir mengakibatkan krisis air bersih di kota kepulauan itu. Sebagian warga terpaksa memanfaatkan air parit untuk keperluan Mandi Cuci Kakus (MCK).
"Ini untuk cuci-cuci saja dan mandi orang dewasa, dari pada tidak ada air. Sedangkan untuk minum, masak dan mandi kami beli air galon kemasan," kata seorang warga Tiban bernama Agus di Sekupang, Batam, Minggu (6/9/2015).
Agus mengaku nyaris putus asa mencari air bersih, semenjak perusahaan air bersih Adhya Tirta Batam memberlakukan distribusi air bergilir di Kecamatan Sekupang, 1 September 2015. Sudah tiga hari belakangan ini Agus mengambil air selokan di sekitar Hotel Akasia, Patam Lestari. Setiap pagi, ia berhasil mengumpulkan satu galon air.
"Lumayan, tidak mencukupi kebutuhan, paling tidak ada air di rumah," ungkap Agus.
Di perumahannya, air hanya mengalir tengah malam, debitnya pun relatif rendah sehingga tidak bisa menampung air. Warga Tiban lainnya, Budi juga mengambil air di parit sekitar Tiban Mentarau. "Air sudah empat hari tidak mengalir. Mau bagaimana lagi," imbuh dia.
Sejumlah warga juga terlihat mengambil air di penampungan air sekitar Pos Polisi Sei Harapan. Perusahaan air bersih, PT Adhya Tirta Batam memberlakukan kebijakan pasokan air bergilir menyusul makin berkurangnya pasokan air baku di sejumlah waduk.
Sementara itu, Wakil Presiden Direktur ATB Benny Andrianto mengatakan kebijakan pasokan air bergilir (rationing) diberlakukan di wilayah penyaluran air Dam Sei Harapan, yaitu sebagian Tiban, Sekupang, Tanjungpinggir, Tanjungriau, Patam dan sekitarnya.
Saat rationing diberlakukan maka pasokan air kepada pelanggan pasti tidak akan sehandal saat normal, jumlahnya akan berkurang. Namun, ATB tidak bisa menjadwalkan waktu penggiliran distribusi air karena tergantung tekanan air di waduk.
"Rationing merupakan program penggiliran pasokan air kepada pelanggan dengan beberapa cara, salah satunya menurunkan kapasitas produksi agar ketersediaan air baku dapat bertahan lebih panjang," kata Benny.
medcom.id, Batam: Kekeringan yang melanda Pulau Batam, Kepulauan Riau, beberapa waktu terakhir mengakibatkan krisis air bersih di kota kepulauan itu. Sebagian warga terpaksa memanfaatkan air parit untuk keperluan Mandi Cuci Kakus (MCK).
"Ini untuk cuci-cuci saja dan mandi orang dewasa, dari pada tidak ada air. Sedangkan untuk minum, masak dan mandi kami beli air galon kemasan," kata seorang warga Tiban bernama Agus di Sekupang, Batam, Minggu (6/9/2015).
Agus mengaku nyaris putus asa mencari air bersih, semenjak perusahaan air bersih Adhya Tirta Batam memberlakukan distribusi air bergilir di Kecamatan Sekupang, 1 September 2015. Sudah tiga hari belakangan ini Agus mengambil air selokan di sekitar Hotel Akasia, Patam Lestari. Setiap pagi, ia berhasil mengumpulkan satu galon air.
"Lumayan, tidak mencukupi kebutuhan, paling tidak ada air di rumah," ungkap Agus.
Di perumahannya, air hanya mengalir tengah malam, debitnya pun relatif rendah sehingga tidak bisa menampung air. Warga Tiban lainnya, Budi juga mengambil air di parit sekitar Tiban Mentarau. "Air sudah empat hari tidak mengalir. Mau bagaimana lagi," imbuh dia.
Sejumlah warga juga terlihat mengambil air di penampungan air sekitar Pos Polisi Sei Harapan. Perusahaan air bersih, PT Adhya Tirta Batam memberlakukan kebijakan pasokan air bergilir menyusul makin berkurangnya pasokan air baku di sejumlah waduk.
Sementara itu, Wakil Presiden Direktur ATB Benny Andrianto mengatakan kebijakan pasokan air bergilir (
rationing) diberlakukan di wilayah penyaluran air Dam Sei Harapan, yaitu sebagian Tiban, Sekupang, Tanjungpinggir, Tanjungriau, Patam dan sekitarnya.
Saat
rationing diberlakukan maka pasokan air kepada pelanggan pasti tidak akan sehandal saat normal, jumlahnya akan berkurang. Namun, ATB tidak bisa menjadwalkan waktu penggiliran distribusi air karena tergantung tekanan air di waduk.
"
Rationing merupakan program penggiliran pasokan air kepada pelanggan dengan beberapa cara, salah satunya menurunkan kapasitas produksi agar ketersediaan air baku dapat bertahan lebih panjang," kata Benny.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(Des)