Api melalap hutan dan lahan di Desa Dukuh yaitu di lereng Gunung Agung, Karangasem, Bali, Senin, 21 September 2019. Antara/Nyoman Hendra Wibowo
Api melalap hutan dan lahan di Desa Dukuh yaitu di lereng Gunung Agung, Karangasem, Bali, Senin, 21 September 2019. Antara/Nyoman Hendra Wibowo

BPBD Karangasem Sebut Kebakaran di Lereng Gunung Agung Masih Fluktuatif

Antara • 27 September 2023 23:03
Denpasar: Kepala Pelaksana BPBD Karangasem Ida Bagus Ketut Arimbawa mengatakan kebakaran di lereng Gunung Agung sejak Rabu pagi, 27 September 2023 terpantau fluktuatif. Api dapat muncul kembali di situasi tertentu.
 
"Kondisi di lokasi kebakaran sangat fluktuatif, karena dampak angin. Kalau bertiup, api muncul kembali, seperti kejadian-kejadian sebelumnya,” kata Ida Bagus saat dihubungi di Denpasar.
 
Baca: Kebakaran Lahan di Taman Nasional Baluran Capai 88,66 Haktare
 

BPBD Karangasem sendiri mendapat laporan terjadinya kebakaran di lereng Gunung Agung tepatnya Dusun Bantas, Desa Baturinggit, Kecamatan Kubu pada pukul 11.30 Wita, namun terpantau hingga malam hari, 8api masih terlihat berkobar.
 
Belum ada penyebab pasti dari kebakaran hutan yang 11 tahun terakhir tak pernah ada kebakaran ini, namun menurut Arimbawa dugaan sementara api dipicu dari adanya gesekan ranting pohon di tengah musim kemarau.

Karena kondisi mulai larut malam dan kobaran api mengecil, tim mulai membubarkan diri, ditambah sudah dilakukan antisipasi dengan membuat sekat agar api tidak meluas ke Desa Belong.
 
“Sementara tim gabungan yang terdiri dari BPBD, KRPH Kubu, Kapolsek Kubu beserta anggota, Bhabinkamtibmas, Babinsa dan masyarakat masih memantau dekat titik api berasal, karena akses dan medan menuju titik api cukup berat dan sulit untuk dijangkau,“ jelasnya.
 
Baca: Warga Bangka Barat Diimbau Ikut Cegah Kebakaran Hutan dan Lahan
 

Kalaksa BPBD Karangasem itu mengatakan tak ada evakuasi terhadap warga, lantaran titik api cukup jauh dari pemukiman tepatnya di ketinggian 2.000 meter di atas permukaan laut (MDPL).
 
Bupati Karangasem I Gede Dana sempat hadir di lokasi kebakaran hutan untuk memastikan bahwa titik api jauh dari rumah penduduk dan berada di tapal batas lahan penduduk.
 
“Untuk masyarakat di sekitar lokasi kebakaran diimbau untuk tetap waspada dan siaga. Karena saat ini berada di puncak musim kemarau El Nino, kondisi tersebut dapat memicu terjadinya kebakaran lahan dan hutan,” kata Dana.
 
Dana menyampaikan sebagian tim berjaga di Desa Tulamben untuk memudahkan dan mempercepat pergerakan jika api kebakaran hutan itu mendekat ke lahan pemukiman warga.
 
“Yang terbakar itu kawasan hutan lindung di Pal 449 hingga Pal 554. Dan menurut laporan dari KRPH luas hutan lindung yang terbakar itu mencapai 35 hektare, dan itu tersebar di banyak titik,” ujarnya.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan