Palembang: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), mengimbau warga Sumatra Selatan mewaspdai dampak angin kencang dan petir selama musim hujan. BMKG menyebut curah hujan pada Desember 2019 hingga Maret 2020 akan sangat tinggi.
Kasi Observasi dan Informasi BMKG Stasiun Bandara SMB II Palembang, Bambang Beni Setiadji, mengungkapkan curah hujan di Sumsel tahun ini tertinggi selama 30 tahun terakhir.
“Kondisi ini akan terus berlangsung hingga memasuki peralihan musim ke musim kemarau, umumnya pada Maret-April 2020,” kata Bambang, Minggu, 22 Desember 2019.
Bambang mengatakan saat ini skala meteorologi dengan indikasi menguatnya Angin Muson Cina Selatan yang melalui wilayah Sumsel, sarat uap air. Akibatnya, potensi hujan disertai petir dan angin kencang akan sering terjadi.
Hujan disertai angin kencang diprediksi terjadi pada siang-sore hari dan potensi hujan ringan yang berlangsung lama apabila terjadi pada malam hingga dini hari.
Ia pun menjelaskan fenomena ambruknya atap rumah dan pohon tumbang akibat pergerakan awan konvektif lumulonimbus, dalam bentuk single kumulonimbus.
"Karena petumbuhan awan kumulonimbusnya relatif sendiri mengakibatkan perbedaan tekanan dan suhu yang cukup signifikan antara daerah yang terpapar hujan dan disekitarnya yang belum terpapar hujan sehingga menyebabkan angin kencang," ungkapnya.
Menurut dia, faktor ini didasari oleh perubahan karakteristik permukaan bumi/tanah yang relatif rata akibat pembukaan lahan, kebakaran hutan dan minimnya pepohonan/hutan membuat potensi angin kencang pada wilayah berkarakteristik seperti ini akan sering terjadi.
"Kami mengimbau masyarakat berhati-hati dalam bertransportasi pada siang hingga sore hari, memprioritaskan penerbangan dan transportasi air tidak pada waktu siang-sore hari, dan memperbaiki struktur bangunan yang kokoh terhadap hujan dan angin kencang. Juga membersihkan dan memperbaiki drainase dan tidak berteduh di bawah pohon saat hujan terjadi," jelasnya.
Palembang: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), mengimbau warga Sumatra Selatan mewaspdai dampak angin kencang dan petir selama musim hujan. BMKG menyebut curah hujan pada Desember 2019 hingga Maret 2020 akan sangat tinggi.
Kasi Observasi dan Informasi BMKG Stasiun Bandara SMB II Palembang, Bambang Beni Setiadji, mengungkapkan curah hujan di Sumsel tahun ini tertinggi selama 30 tahun terakhir.
“Kondisi ini akan terus berlangsung hingga memasuki peralihan musim ke musim kemarau, umumnya pada Maret-April 2020,” kata Bambang, Minggu, 22 Desember 2019.
Bambang mengatakan saat ini skala meteorologi dengan indikasi menguatnya Angin Muson Cina Selatan yang melalui wilayah Sumsel, sarat uap air. Akibatnya, potensi hujan disertai petir dan angin kencang akan sering terjadi.
Hujan disertai angin kencang diprediksi terjadi pada siang-sore hari dan potensi hujan ringan yang berlangsung lama apabila terjadi pada malam hingga dini hari.
Ia pun menjelaskan fenomena ambruknya atap rumah dan pohon tumbang akibat pergerakan awan konvektif lumulonimbus, dalam bentuk single kumulonimbus.
"Karena petumbuhan awan kumulonimbusnya relatif sendiri mengakibatkan perbedaan tekanan dan suhu yang cukup signifikan antara daerah yang terpapar hujan dan disekitarnya yang belum terpapar hujan sehingga menyebabkan angin kencang," ungkapnya.
Menurut dia, faktor ini didasari oleh perubahan karakteristik permukaan bumi/tanah yang relatif rata akibat pembukaan lahan, kebakaran hutan dan minimnya pepohonan/hutan membuat potensi angin kencang pada wilayah berkarakteristik seperti ini akan sering terjadi.
"Kami mengimbau masyarakat berhati-hati dalam bertransportasi pada siang hingga sore hari, memprioritaskan penerbangan dan transportasi air tidak pada waktu siang-sore hari, dan memperbaiki struktur bangunan yang kokoh terhadap hujan dan angin kencang. Juga membersihkan dan memperbaiki drainase dan tidak berteduh di bawah pohon saat hujan terjadi," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)
