medcom.id, Surabaya: Proses rekonsiliasi jenazah korban AirAsia QZ8501 berjalan alot di RS Bhayangkara Polda Jawa Timur (Jatim). Sehingga pada Minggu (18/1/2015), tak satu pun jenazah korban AirAsia yang teridentifikasi.
"Pada siang hari ke-22 ini, untuk jenazah seperti kemarin dari 51 jenazah di RS Bhayangkara 45 teridentifikasi, 6 masih pendalaman," kata Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Awi Setiyono, di kantornya, Jalan Jenderal Ahmad Yani, Surabaya, Jatim, Minggu (18/1/2015).
Menurut dia, tim Disaster Victim Identification (DVI) masih menggelar rapat rekonsiliasi identifikasi. Ia menjelaskan kondisi jenazah memang cukup menyulitkan proses identifikasi ini.
Satu dari tiga jenazah yang datang Sabtu kemarin hampir teridentifikasi tim. Namun tim kemudian mendapati data sekunder berupa kaus dan gigi palsu yang dipakai korban.
Tim DVI, kata Awi, masih mengejar data-data soal gigi palsu ini. "Kalau ada data pendukung bisa percepat identifikasi. Dokter ontologi forensik masih tangguhkan. Masih kejar ke dokter yang pernah pasang gigi palsu," tandas Awi.
medcom.id, Surabaya: Proses rekonsiliasi jenazah korban AirAsia QZ8501 berjalan alot di RS Bhayangkara Polda Jawa Timur (Jatim). Sehingga pada Minggu (18/1/2015), tak satu pun jenazah korban AirAsia yang teridentifikasi.
"Pada siang hari ke-22 ini, untuk jenazah seperti kemarin dari 51 jenazah di RS Bhayangkara 45 teridentifikasi, 6 masih pendalaman," kata Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Awi Setiyono, di kantornya, Jalan Jenderal Ahmad Yani, Surabaya, Jatim, Minggu (18/1/2015).
Menurut dia, tim Disaster Victim Identification (DVI) masih menggelar rapat rekonsiliasi identifikasi. Ia menjelaskan kondisi jenazah memang cukup menyulitkan proses identifikasi ini.
Satu dari tiga jenazah yang datang Sabtu kemarin hampir teridentifikasi tim. Namun tim kemudian mendapati data sekunder berupa kaus dan gigi palsu yang dipakai korban.
Tim DVI, kata Awi, masih mengejar data-data soal gigi palsu ini. "Kalau ada data pendukung bisa percepat identifikasi. Dokter ontologi forensik masih tangguhkan. Masih kejar ke dokter yang pernah pasang gigi palsu," tandas Awi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(RRN)
