Brebes: Rencana pembangunan waduk di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, mendapat penolakan warga Desa Bangbayang dan Desa Bantarkawung, Kecamatan Bantarkawung, Brebes. Warga khawatir pembangunan waduk berkapasitas satu miliar kubik akan menenggelamkan sejumlah desa di Kecamatan Bantarkawung.
Penolakan warga dilakukan dengan menggelar aksi di halaman kantor bupati. Massa membentangkan spanduk bahkan melakukan aksi pembakaran di tengah jalan.
"Kami terus berjuang agar tujuan kami terwujud. Kemarin warga sudah protes, lalu bupati datang ke sini ada sosialisasi. Spontan kami warga menyampaikan ke bupati kalau warga menolak rencana pembangunan waduk di Bantarkawung itu," kata salah satu massa aksi, Wawan, Sarben, Rabu, 11 Desember 2019.
Sementara itu, Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air dan Penataan Ruang (DPSDPR) Kabupaten Brebes, Agus Ashari, mengaku, telah merespons aspirasi warga atas penolakan tersebut. Pemkab Brebes akan mengusulkan ke provinsi untuk mengalihkan lokasi pembangunan waduk ke tempat lain.
"Dengan adanya penolakan warga dari Desa Bantarkawung dan Bangbayang, lokasi pembangunan waduk diusulkan untuk dialihkan ke lokasi lain," ujar dia.
Rencana pengalihan dilakukan sebagai upaya menekan perlawanan warga. Dia menjelaskan proyek pembangunan Waduk Bantarkawung itu merupakan kegiatan yang kewenangannya berada di Pemprov Jawa Tengah.
Saat ini, kata Agus, proyek pembangunan waduk baru memasuki tahapan pra studi kelayakan. Setelah selesai baru masuk ke tahap studi kelayakan dan dilanjutkan tahapan perencanaan gambar melalui detail engineering design (DED).
"Tahapan selanjutnya, barulah menginjak pelaksanaan tahapan konstruksi," jelas dia.
Menurutnya, pembangunan waduk penting untuk mencukupi kebutuhan air di lahan pertanian Kabupaten Brebes, terutama saat kemarau. Selain untuk pengairan, waduk bisa berfungsi sebagai pengendali banjir, dimanfaatkan sebagai tempat wisata, hingga pembangkit tenaga listrik.
Brebes: Rencana pembangunan waduk di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, mendapat penolakan warga Desa Bangbayang dan Desa Bantarkawung, Kecamatan Bantarkawung, Brebes. Warga khawatir pembangunan waduk berkapasitas satu miliar kubik akan menenggelamkan sejumlah desa di Kecamatan Bantarkawung.
Penolakan warga dilakukan dengan menggelar aksi di halaman kantor bupati. Massa membentangkan spanduk bahkan melakukan aksi pembakaran di tengah jalan.
"Kami terus berjuang agar tujuan kami terwujud. Kemarin warga sudah protes, lalu bupati datang ke sini ada sosialisasi. Spontan kami warga menyampaikan ke bupati kalau warga menolak rencana pembangunan waduk di Bantarkawung itu," kata salah satu massa aksi, Wawan, Sarben, Rabu, 11 Desember 2019.
Sementara itu, Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air dan Penataan Ruang (DPSDPR) Kabupaten Brebes, Agus Ashari, mengaku, telah merespons aspirasi warga atas penolakan tersebut. Pemkab Brebes akan mengusulkan ke provinsi untuk mengalihkan lokasi pembangunan waduk ke tempat lain.
"Dengan adanya penolakan warga dari Desa Bantarkawung dan Bangbayang, lokasi pembangunan waduk diusulkan untuk dialihkan ke lokasi lain," ujar dia.
Rencana pengalihan dilakukan sebagai upaya menekan perlawanan warga. Dia menjelaskan proyek pembangunan Waduk Bantarkawung itu merupakan kegiatan yang kewenangannya berada di Pemprov Jawa Tengah.
Saat ini, kata Agus, proyek pembangunan waduk baru memasuki tahapan pra studi kelayakan. Setelah selesai baru masuk ke tahap studi kelayakan dan dilanjutkan tahapan perencanaan gambar melalui detail engineering design (DED).
"Tahapan selanjutnya, barulah menginjak pelaksanaan tahapan konstruksi," jelas dia.
Menurutnya, pembangunan waduk penting untuk mencukupi kebutuhan air di lahan pertanian Kabupaten Brebes, terutama saat kemarau. Selain untuk pengairan, waduk bisa berfungsi sebagai pengendali banjir, dimanfaatkan sebagai tempat wisata, hingga pembangkit tenaga listrik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)
