Tangerang: Kasus kekerasan dan pelecehan pada perempuan sebagai korban masih mendominasi di Tangerang Selatan. Sebanyak 129 kasus kekerasan dan pelecehan terjadi di Tangsel, sepanjang Januari-Juni 2022.
"Berdasarkan jenis kelamin, perempuan yang paling banyak menjadi korban, baik anak perempuan maupun perempuan dewasa. Dari 129 kasus yang tercatat, 69 kasus dialami perempuan dewasa dan 46 kasus dialami anak perempuan sisanya korban anak laki-laki," kata Kepala UPT Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Tri Purwanto, dikonfirmasi, Minggu, 7 Agustus 2022.
Tri menjelaskan dari jumlah kasus tersebut, lokasi atau tempat terjadinya kekerasan terhadap perempuan paling banyak terjadi di rumah atau Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).
"Perempuan dewasa rata-rata KDRT. Bentuknya bisa penelantaran, ada juga tidak dikasih nafkah uang, misalnya sudah pisah tapi enggak dikasi uang itu yang banyak di laporkan ke kita," jelas dia.
Baca: Polisi Buru Pelaku Begal Pedagang Ayam di Jaktim
Lebih rinci, untuk kejadianya di tahun 2022 ini, jumlah kejadian KDRT sebanyak 79 kasus, menyusul kejadian di ruang publik, sekolah, dan tempat kerja.
Sementara untuk penyelesaian kasus kekerasan, Tri mengaku jalur persidangan atau hukum paling banyak ditempuh, dengan jumlah 19 kasus. Kemudian jalur mediasi atau perdamaian ditempuh pihak berselisih sebanyak 13 kasus dimediasi.
Tangerang: Kasus kekerasan dan
pelecehan pada perempuan sebagai korban masih mendominasi di Tangerang Selatan. Sebanyak 129 kasus kekerasan dan pelecehan terjadi di Tangsel, sepanjang Januari-Juni 2022.
"Berdasarkan jenis kelamin, perempuan yang paling banyak menjadi korban, baik anak perempuan maupun perempuan dewasa. Dari 129 kasus yang tercatat, 69 kasus dialami perempuan dewasa dan 46 kasus dialami anak perempuan sisanya korban anak laki-laki," kata Kepala UPT Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Tri Purwanto, dikonfirmasi, Minggu, 7 Agustus 2022.
Tri menjelaskan dari jumlah kasus tersebut, lokasi atau tempat terjadinya
kekerasan terhadap perempuan paling banyak terjadi di rumah atau Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).
"Perempuan dewasa rata-rata
KDRT. Bentuknya bisa penelantaran, ada juga tidak dikasih nafkah uang, misalnya sudah pisah tapi enggak dikasi uang itu yang banyak di laporkan ke kita," jelas dia.
Baca:
Polisi Buru Pelaku Begal Pedagang Ayam di Jaktim
Lebih rinci, untuk kejadianya di tahun 2022 ini, jumlah kejadian KDRT sebanyak 79 kasus, menyusul kejadian di ruang publik, sekolah, dan tempat kerja.
Sementara untuk penyelesaian kasus kekerasan, Tri mengaku jalur persidangan atau hukum paling banyak ditempuh, dengan jumlah 19 kasus. Kemudian jalur mediasi atau perdamaian ditempuh pihak berselisih sebanyak 13 kasus dimediasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NUR)
