Penjualan Hewan Kurban Jelang Iduladha di Yogyakarta Masih Lesu

Yogyakarta: Pedagangan hewan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengaku penjualan hewan untuk kurban Iduladha 2024 masih sepi. Meski pembeli hewan ada, namun masih belum masif.  "Animo masyarakat ataupun jemaah masjid masih belum begitu antusias," kata salah seorang pedagang hewan Agus Parmono kepada Medcom.id pada Jumat, 17 Mei 2024.  Agus berdagang hewan di berbagai pasar di DIY, seperti Sleman, Gamping, maupun di Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul. Ia juga berniaga di pasar hewan Purworejo. Ia menduga belum ramainya pembeli hewan kurban bisa jadi indikasi melemahnya perekonomian masyarakat. Meskipun, ia mengakui hal itu masih bisa dipatahkan.  "(Sepertinya) ini menandakan ekonomi di Indonesia, khususnya DIY melemah," kata mantan Kepala Desa Glagah, Kecamatan, Temon, Kabupaten Kulon Progo ini.    Menurut dia, bisa jadi animo pembeli hewan kurban meningkat pada dua pekan mendekati iduladha. Menurut dia, hal itu biasanya terjadi di lokasinya berjualan di Kabupaten Bantul.  "Kalau sekarang memang merata pedagang sambate (keluhannya) sepi. Kalau saya gak habis banyak jualan sehari, paling 20 sampai 25 ekor," ujarnya.  Sementara, Noor Akbar, salah seorang pedagang di pasar hewan Kota Yogyakarta, pun menyebut pembeli masih cenderung landai. Ia mengatakan pembeli kemungkinan ramai pada H-20 atau dua pekan jelang iduladha.  Akbar menambahkan, harga hewan kurban memang cenderung naik meski dengan besaran beragam. Ia menyebut kenaikan bisa Rp2-7 juta, tergantung jenis hewan kurbannya.  "Kalau kambing jualnya sekitar Rp2 juta sampai Rp7 juta itu. Kami, pedagang lah ya, harus memperhatikan kesehatan setiap mau menjualnya," kata dia.