Semarang: Gubernur Sumatra Barat (Sumbar) Mahyeldi Ansharullah, mempelajari pengentasan kemiskinan dari Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo. Mahyeldi menyebut Ganjar mampu mengurangi angka kemiskinan di Jateng.
"Karena melihat banyak prestasi yang telah diukir Jateng dalam berbagai hal. Makanya kami datang ke sini untuk belajar, salah satunya terkait penanganan kemiskinan," ujar Mahyeldi seperti dikutip dari Antara, Sabtu, 29 Januari 2022.
Hal tersebut dikatakan Mahyeldi saat berkunjung ke Semarang belum lama ini. Dia mengatakan angka kemiskinan di Sumbar meningkat pesat saat pandemi. Sementara itu, jumlah masyarakat miskin di Jateng semakin menurun di saat yang sama.
Mahyeldi melihat langkah strategis Ganjar mempercepat pengentasan kemiskinan perlu ditiru. Misalnya, memberdayakan perusahaan pelat merah melalui corporate social responsibility (CSR), Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), dan organisasi pemerintah desa (OPD).
"Ini tentu pengalaman baru bagi kami yang bisa diterapkan di Sumbar,” kata Mahyeldi.
Baca: Kurangi Kemiskinan di Jateng, Rumah Warga Banjarnegara Direnovasi
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengatakan masalah kemiskinan memang menjadi masalah utama kepala daerah selama pandemi. Menurut Ganjar, angka kemiskinan sempat meningkat tajam di Jateng pada periode September 2019.
“Pak Wapres Ma'ruf Amin beberapa waktu lalu datang ke Jateng dan meminta kita menyelesaikan kemiskinan ekstrem hanya dalam waktu tiga bulan. Ada lima kabupaten yang menjadi pilot project, dan dari pusat hanya diberi top up sebesar Rp300 ribu," kata Ganjar.
Dia menyebut bantuan itu kurang untuk memberantas kemiskinan ekstrem. Sebab, ada rumah yang harus direnovasi dan fasilitas air bersih, listrik, dan lainnya yang harus dipenuhi untuk mengurangi kemiskinan ekstrem.
“Kami tidak bisa kalau hanya menggunakan APBD, makanya kami optimalkan CSR, baznas, serta filantropi. Di Jateng ini kami wajibkan satu OPD mendampingi satu desa binaan dan menyelesaikan kemiskinan di sana,” kata dia.
Selain itu, program-program lain juga digenjot, seperti membuat fasilitas pendidikan gratis bagi siswa miskin dengan SMK Jateng. Dengan peningkatan pendidikan itu, diharapkan anak-anak miskin bisa memperbaiki kehidupan ekonomi keluarganya.
“Kami juga berikan pendampingan pada UMKM, pengembangan desa wisata untuk menggairahkan ekonomi di pedesaan, serta kegiatan-kegiatan lain. Intinya menyelesaikan kemiskinan itu tidak hanya satu faktor, namun banyak faktor yang harus digarap secara bersama-sama,” kata Ganjar.
Semarang: Gubernur Sumatra Barat (Sumbar) Mahyeldi Ansharullah, mempelajari pengentasan
kemiskinan dari Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo. Mahyeldi menyebut Ganjar mampu mengurangi angka kemiskinan di Jateng.
"Karena melihat banyak prestasi yang telah diukir Jateng dalam berbagai hal. Makanya kami datang ke sini untuk belajar, salah satunya terkait penanganan kemiskinan," ujar
Mahyeldi seperti dikutip dari
Antara, Sabtu, 29 Januari 2022.
Hal tersebut dikatakan Mahyeldi saat berkunjung ke Semarang belum lama ini. Dia mengatakan angka kemiskinan di Sumbar meningkat pesat saat pandemi. Sementara itu, jumlah masyarakat miskin di Jateng semakin menurun di saat yang sama.
Mahyeldi melihat langkah strategis
Ganjar mempercepat pengentasan kemiskinan perlu ditiru. Misalnya, memberdayakan perusahaan pelat merah melalui corporate social responsibility (CSR), Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), dan organisasi pemerintah desa (OPD).
"Ini tentu pengalaman baru bagi kami yang bisa diterapkan di Sumbar,” kata Mahyeldi.
Baca:
Kurangi Kemiskinan di Jateng, Rumah Warga Banjarnegara Direnovasi
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengatakan masalah kemiskinan memang menjadi masalah utama kepala daerah selama pandemi. Menurut Ganjar, angka kemiskinan sempat meningkat tajam di Jateng pada periode September 2019.
“Pak Wapres Ma'ruf Amin beberapa waktu lalu datang ke Jateng dan meminta kita menyelesaikan kemiskinan ekstrem hanya dalam waktu tiga bulan. Ada lima kabupaten yang menjadi pilot project, dan dari pusat hanya diberi
top up sebesar Rp300 ribu," kata Ganjar.
Dia menyebut bantuan itu kurang untuk memberantas kemiskinan ekstrem. Sebab, ada rumah yang harus direnovasi dan fasilitas air bersih, listrik, dan lainnya yang harus dipenuhi untuk mengurangi kemiskinan ekstrem.
“Kami tidak bisa kalau hanya menggunakan APBD, makanya kami optimalkan CSR, baznas, serta filantropi. Di Jateng ini kami wajibkan satu OPD mendampingi satu desa binaan dan menyelesaikan kemiskinan di sana,” kata dia.
Selain itu, program-program lain juga digenjot, seperti membuat fasilitas pendidikan gratis bagi siswa miskin dengan SMK Jateng. Dengan peningkatan pendidikan itu, diharapkan anak-anak miskin bisa memperbaiki kehidupan ekonomi keluarganya.
“Kami juga berikan pendampingan pada UMKM, pengembangan desa wisata untuk menggairahkan ekonomi di pedesaan, serta kegiatan-kegiatan lain. Intinya menyelesaikan kemiskinan itu tidak hanya satu faktor, namun banyak faktor yang harus digarap secara bersama-sama,” kata Ganjar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)