Yogyakarta: Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mencatat lebih dari 2 ribu siswa SMP hingga SMA/K yang positif covid-19 seteleh kebijakan pembelajaran tatap muka (PTM) diberlakukan. Jumlah ini terus mengalami peningkatan.
"Jumlahnya 2.211 siswa. Penularan terjadi di 72 sekolah," kata Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga DIY, Didik Wardaya, saat dihubungi, Rabu, 16 Maret 2022.
Baca: Kabupaten Malang Masih Terapkan PTM 50%
Angka kasus covid-19 dari lingkungan sekolah itu semula sekitar 1.200. Artinya peningkatan jumlah kasus sekitar 100 persen.
Didik menjelaskan mayoritas siswa yang positif covid-19 tersebut tidak bergejala atau gejala ringan. Namun, kata dia, ada sebanyak empat anak yang harus dirujuk ke rumah sakit.
"Beberapa kasus itu kena dari lingkungannya atau lingkungan keluarga, ini terbawa ke sekolah," jelasnya.
Meski demikian PTM di SMP-SMA/K masih diberlakukan dengan persentase 30 persen atau sepertiga kapasitas sekolah. Sementara sisanya mengikuti pembelajaran secara daring.
Didik mengatakan langkah ini dilakukan untuk mengatasi keterbatasan pembelajaran secara daring yang berlangsung lama. Ia menyebut langkah itu sekaligus mengurangi learning loss atau hilangnya kemampuan belajar dan kompetensi siswa.
"Ini sudah kami konsultasikan dengan kementerian dan meminta izin orang tua. Ada tes penjajakan hasil belajar yang (pesertanya) terbatas," ujarnya.
Yogyakarta: Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mencatat lebih dari 2 ribu siswa SMP hingga SMA/K yang positif covid-19 seteleh kebijakan
pembelajaran tatap muka (PTM) diberlakukan. Jumlah ini terus mengalami peningkatan.
"Jumlahnya 2.211 siswa. Penularan terjadi di 72 sekolah," kata Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga DIY, Didik Wardaya, saat dihubungi, Rabu, 16 Maret 2022.
Baca:
Kabupaten Malang Masih Terapkan PTM 50%
Angka kasus covid-19 dari lingkungan sekolah itu semula sekitar 1.200. Artinya peningkatan jumlah kasus sekitar 100 persen.
Didik menjelaskan mayoritas siswa yang positif covid-19 tersebut tidak bergejala atau gejala ringan. Namun, kata dia, ada sebanyak empat anak yang harus dirujuk ke rumah sakit.
"Beberapa kasus itu kena dari lingkungannya atau lingkungan keluarga, ini terbawa ke sekolah," jelasnya.
Meski demikian PTM di SMP-SMA/K masih diberlakukan dengan persentase 30 persen atau sepertiga kapasitas sekolah. Sementara sisanya mengikuti pembelajaran secara daring.
Didik mengatakan langkah ini dilakukan untuk mengatasi keterbatasan pembelajaran secara daring yang berlangsung lama. Ia menyebut langkah itu sekaligus mengurangi learning loss atau hilangnya kemampuan belajar dan kompetensi siswa.
"Ini sudah kami konsultasikan dengan kementerian dan meminta izin orang tua. Ada tes penjajakan hasil belajar yang (pesertanya) terbatas," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)
