Makassar: Perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mempengaruhi semua sektor ekonomi, khususnya perhotelan di Sumatra Selatan. Bahkan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sulawesi Selatan mencatat tingkat hunian hotel berada di bawah 10 persen.
Ketua PHRI Sulawesi Selatan, Anggiat Sinaga, mengatakan dengan perpanjangan PPKM level 4 di Kota Makassar yang sudah dua kali ini menambah masa paceklik bisnis perhotelan.
"Tingkat huni di bawah 10 persen. Karena tidak ada event berjalan," kata Anggiat di Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis, 12 Agustus 2021.
Baca: Penemuan Mayat Menggantung di Bangunan SD Gegerkan Warga Sidorajo
Anggiat menjelaskan dengan kondisi tingkat huni tidak sampai 10 persen seperti itu bisnis perhotelan di Sulawesi Selatan hanya bisa bertahan semampunya meskipun harus mengambil langkah dengan melakukan pengurangan karyawan.
"Buat program harga promo juga tidak mengangkat, karena pasar memang tidak ada," jelasnya.
Sejauh ini dengan situasi dan kondisi yang ada saat ini seluruh hotel baik yang berbintang maupun non bintang mengambil langkah mengurangi karyawan hingga pengurangan gaji karyawan 50 persen.
"Semua hotel bintang atau non bintang melakukan hal sama karena kondisi yang sangat low," ungkapnya.
Makassar: Perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (
PPKM) mempengaruhi semua sektor ekonomi, khususnya perhotelan di Sumatra Selatan. Bahkan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sulawesi Selatan mencatat tingkat hunian hotel berada di bawah 10 persen.
Ketua PHRI Sulawesi Selatan, Anggiat Sinaga, mengatakan dengan perpanjangan PPKM level 4 di Kota Makassar yang sudah dua kali ini menambah masa paceklik bisnis perhotelan.
"Tingkat huni di bawah 10 persen. Karena tidak ada event berjalan," kata Anggiat di Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis, 12 Agustus 2021.
Baca:
Penemuan Mayat Menggantung di Bangunan SD Gegerkan Warga Sidorajo
Anggiat menjelaskan dengan kondisi tingkat huni tidak sampai 10 persen seperti itu bisnis perhotelan di Sulawesi Selatan hanya bisa bertahan semampunya meskipun harus mengambil langkah dengan melakukan pengurangan karyawan.
"Buat program harga promo juga tidak mengangkat, karena pasar memang tidak ada," jelasnya.
Sejauh ini dengan situasi dan kondisi yang ada saat ini seluruh hotel baik yang berbintang maupun non bintang mengambil langkah mengurangi karyawan hingga pengurangan gaji karyawan 50 persen.
"Semua hotel bintang atau non bintang melakukan hal sama karena kondisi yang sangat low," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)
