Demak: Warga Desa Tempuran, Kecamatan Demak, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, dihebohkan dengan semburan lumpur dan gas di dalam rumah Suali. Semburan kali pertama terjadi pada Kamis malam, 30 November 2023. Namun, saat ini intensitas semburan mulai berkurang dan melemah.
Kapolsek Demak Kota, Ipda Rudi Tri Prayogo, menyampaikan pihaknya telah berkoordinasi dengan instansi terkait untuk mengetahui dan memeriksa kandungan gas. Pasalnya, gas yang keluar sangat menyengat dan diduga mudah terbakar.
"Tadi malam langsung kami pasang garis polisi. Warga kami minta untuk tidak mendekat dan barang-barang yang mudah terbakar dan bisa menimbulkan percikan api sudah kami jauhkan," ujar Rudi, Jumat, 1 Desember 2023.
Informasi yang dihimpun dari pemilik rumah, tepat pada lubang yang mengeluarkan semburan pada tahun 1989 pernah dibuat sumur bor sedalam lebih dari 100 meter. Namun, sumur tersebut tidak dimanfaatkan lantaran air yang dihasilkan mengandung kapur dan belerang.
"Kemudian sumur ditutup. Setelah enam jam letupan-letupan lumpur dan gas sudah melemah," kata Rudi.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Demak, Agus Nugroho, menyampaikan Dinas Energi Sumberdaya Daya Mineral (ESDM) Jawa Tengah, telah melakukan pemeriksaan awal terhadap lumpur dan gas. Hasilnya terdapat gas metana yang terbentuk dari organik atau biasa disebut gas rawa.
"Adapun bahaya dan tidaknya, tidak begitu berbahaya karena gasnya cuman 4 sampai 10 persen," kata Agus.
Agar semburan serupa tidak lagi terjadi, maka dianjurkan tidak menutup lubang tersebut. Serta diberi saluran pembuangan gas.
Demak: Warga Desa Tempuran, Kecamatan Demak, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, dihebohkan dengan semburan lumpur dan gas di dalam rumah Suali. Semburan kali pertama terjadi pada Kamis malam, 30 November 2023. Namun, saat ini intensitas semburan mulai berkurang dan melemah.
Kapolsek Demak Kota, Ipda Rudi Tri Prayogo, menyampaikan pihaknya telah berkoordinasi dengan instansi terkait untuk mengetahui dan memeriksa kandungan gas. Pasalnya, gas yang keluar sangat menyengat dan diduga mudah terbakar.
"Tadi malam langsung kami pasang garis polisi. Warga kami minta untuk tidak mendekat dan barang-barang yang mudah terbakar dan bisa menimbulkan percikan api sudah kami jauhkan," ujar Rudi, Jumat, 1 Desember 2023.
Informasi yang dihimpun dari pemilik rumah, tepat pada lubang yang mengeluarkan semburan pada tahun 1989 pernah dibuat sumur bor sedalam lebih dari 100 meter. Namun, sumur tersebut tidak dimanfaatkan lantaran air yang dihasilkan mengandung kapur dan belerang.
"Kemudian sumur ditutup. Setelah enam jam letupan-letupan lumpur dan gas sudah melemah," kata Rudi.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Demak, Agus Nugroho, menyampaikan Dinas Energi Sumberdaya Daya Mineral (ESDM) Jawa Tengah, telah melakukan pemeriksaan awal terhadap lumpur dan gas. Hasilnya terdapat gas metana yang terbentuk dari organik atau biasa disebut gas rawa.
"Adapun bahaya dan tidaknya, tidak begitu berbahaya karena gasnya cuman 4 sampai 10 persen," kata Agus.
Agar semburan serupa tidak lagi terjadi, maka dianjurkan tidak menutup lubang tersebut. Serta diberi saluran pembuangan gas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ALB)
