Barang Berharga Korban Meninggal Tragedi Kanjuruhan Raib, Keluarga Minta Dikembalikan

Malang: Korban tragedi Kanjuruhan terus berdatangan di posko pengaduan depan Balai Kota Malang, Jawa Timur. Mereka meminta pertolongan trauma healing dan penanganan medis. Keluarga korban meminta bantuan karena anak mereka kesakitan di bagian mata dan tenggorokan dalam 10 hari ini. Trauma pun belum pulih. Para korban yang dirawat di rumah masing-masing mengalami sesak napas, tenggorokan terasa bengkak dan mata berair. Termasuk trauma masih sering mimpi dan terbayang tragedi memilukan yang menewaskan 131 orang dan ratusan korban luka usai laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya pada 1 Oktober 2022 lalu. "Ada 143 laporan warga," tegas Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Malang Khabibah, Senin, 10 Oktober 2022.   Pendataan terus berkembang setiap hari. Petugas BPBD dan Dinas Kesehatan melayani warga yang mendatangi posko pengaduan. Bukan saja kehilangan nyawa anak dan sanak saudaranya, tetapi barang berharga milik korban meninggal pun raib. Barang berharga itu tidak ada saat jenazah dipulangkan ke rumah duka. "Keluarga korban yang anaknya meninggal dunia juga melaporkan kehilangan telepon seluler, liontin, cincin dan jam tangan," ungkapnya. Warga berharap barang-barang berharga mendiang anaknya itu ditemukan dan dikembalikan. Dalam hal ini, petugas berkoordinasi dengan pihak rumah sakit dan polisi yang menangani korban pertama kali. Sementara itu, upaya trauma healing belum optimal lantaran Dinas Kesehatan tidak memiliki psikolog. Para korban diminta melakukan upaya mandiri atau berkoordinasi dengan rumah sakit. Dinkes Kota Malang hanya menangani medis, evakuasi dan rujukan pasien. "Penanganan trauma healing dilakukan RSSA dan Poltekkes," tegas Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang Husnul Muari.