Tuban: Kerupuk rambak yang biasanya berbahan dasar kulit sapi atau kulit kerbau, kini diubah oleh menjadi berbahan dasar cumi. Seorang pengusaha perempuan asal Kabupaten Tuban, Jawa Timur, membuat camilan krupuk rambak Squit atau berbahan kulit cumi-cumi.
Sri Kayatin, begitu nama perempuan tersebut. Dia berasal dari Desa Dawung, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban.
Camilan tersebut memiliki aroma yang lezat dan tidak amis. Selain itu, rambak squid ini memiliki tekstur yang lembut sehingga saat menelan tidak nyangkut di tenggorokan.
“Rambak cumi ini dimakan enggak nyeretin di tenggorokan. Kalau sapi itu kadang-kadang kering terus akhirnya nyeretin,” tutur Saiful, salah seorang pembeli, dalam tayangan Newsline di Metro TV, pada Selasa, 11 Oktober 2022.
Pembuatan krupuk rambak Squit ini terinspirasi dari keberadaan pabrik pengolahan cumi-cumi di desa tetangga. Namun, pabrik tersebut hanya mengolah daging cumi-cumi saja.
Berbekal ilmu dan kemampuan, Sri Kayatin membuat inovasi Kerupuk Squit. Namun, Sri Kayanti membatasi pesanan tersebut 50 bungkus per minggu.
“Saat ini lagi booming banyak agen-agen penggoreng itu mencari bahannya,”tutur Sri Kayanti, Produsen Rambak Cumi-cumi.
Harga produk buatan Sri Kayatin juga sangat ramah di kantong, sekitar Rp17.000 untuk kemasan premium dan Rp15.000 untuk kemasan biasa. Selain rambak cumi-cumi, Sri Kayanti juga memproduksi berbagai macam cemilan lain seperti rengginang cumi-cumi, rempeyek cumi-cumi, serta aneka makanan berbahan dasar hasil laut. (Mustafidhotul Ummah)
Tuban: Kerupuk rambak yang biasanya berbahan dasar kulit sapi atau kulit kerbau, kini diubah oleh menjadi berbahan dasar cumi. Seorang pengusaha perempuan asal Kabupaten Tuban, Jawa Timur, membuat camilan krupuk rambak Squit atau berbahan kulit cumi-cumi.
Sri Kayatin, begitu nama perempuan tersebut. Dia berasal dari Desa Dawung, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban.
Camilan tersebut memiliki aroma yang lezat dan tidak amis. Selain itu, rambak squid ini memiliki tekstur yang lembut sehingga saat menelan tidak nyangkut di tenggorokan.
“Rambak cumi ini dimakan enggak nyeretin di tenggorokan. Kalau sapi itu kadang-kadang kering terus akhirnya nyeretin,” tutur Saiful, salah seorang pembeli, dalam tayangan
Newsline di
Metro TV, pada Selasa, 11 Oktober 2022.
Pembuatan krupuk rambak Squit ini terinspirasi dari keberadaan pabrik pengolahan cumi-cumi di desa tetangga. Namun, pabrik tersebut hanya mengolah daging cumi-cumi saja.
Berbekal ilmu dan kemampuan, Sri Kayatin membuat inovasi Kerupuk Squit. Namun, Sri Kayanti membatasi pesanan tersebut 50 bungkus per minggu.
“Saat ini lagi
booming banyak agen-agen penggoreng itu mencari bahannya,”tutur Sri Kayanti, Produsen Rambak Cumi-cumi.
Harga produk buatan Sri Kayatin juga sangat ramah di kantong, sekitar Rp17.000 untuk kemasan premium dan Rp15.000 untuk kemasan biasa. Selain rambak cumi-cumi, Sri Kayanti juga memproduksi berbagai macam cemilan lain seperti rengginang cumi-cumi, rempeyek cumi-cumi, serta aneka makanan berbahan dasar hasil laut.
(Mustafidhotul Ummah)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)
