Bandung: Spanduk bertuliskan kritikan terhadap Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, muncul di Kabupaten Garut. Spanduk tersebut berisikan kritikan sebagai bentuk kekecewaan warga terhadap kondisi jalanan di Garut yang mengalami rusak parah pada era Ridwan Kamil.
Spanduk yang terbentang di salah satu ruas Jalan Bandung-Garut tersebut digagas oleh Koalisi Masyarakat Pemantau Pembangunan Garut.
Dadi Ahmad, salah satu anggota Koalisi mengaku masyarakat Garut kecewa atas kepemimpinan Ridwan Kamil yang dinilai tidak memperhatikan infrastruktur.
"Itu bentuk kekecewaan kami sebagai masyarakat, kemarin saya sudah melakukan somasi terhadap pemprov, tapi belum ada tindak lanjut," kata Dadi saat dihubungi, Selasa, 21 Maret 2023.
Spanduk dengan latar warna hijau serta betuliskan 'Menjadi Jabar Sengsara hanya di jaman Ridwan Kamil jalan ini rusak'. Bahkan spanduk tersebut terlihat jelas foto Ridwan Kamil memakai jas serta peci hitam serta logo yang dibalut tulisan 'moal dipilih deui (tidak akan pilih lagi)'.
Diakui Dadi, jalan provinsi di wilayah Garut mencapai 80 KM dan belum disentuh oleh Pemprov Jabar dibawah kepemimpinan Ridwan Kamil.
"Ada 80 Km di wilayah Garut, jalan yang dalam pengelolaan Pemprov Jabar, yang rusak itu di jalan vital Bandung-Garut, kemudian Cihideung, Pamempeuk," jelasnya.
Dadi mengaku, pihaknya sangat kecewa atas sikap lamban dari Pemprov Jabar dalam memperbaiki jalan-jalan rusak di wilayah Garut. Menurutnya, jalan rusak tersebut berdampak kepada kerugian materi hingga non materi.
"Dampaknya anyak hal, karena jalan itu vital, potensi kecelakaan tinggi, kerusakan kendaraan tinggi, lalu ada yang meninggal karena kecelakaan. ini hanya salah satu potret kondisi fasilitas di Jabar," ungkapnya.
Dadi pun membenarkan bahwa ruas jalan di Garut mengalami rusak parah hanya di jaman Ridwan Kamil. Fakta itu didapatkan berdasarkan kajian para aktivis yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Pemantau Pembangunan Garut.
"Itu berdasarkan fakta, kami koalisi ini diisi oleh berbagai latar aktivis, ada aktivis 2000 an. Kami yang lebih tua fokus pada kondisi di bawah pengelolaan provinsi dan pusat. Saya memandang faktanya seperti itu," ungkap Dadi.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Bandung: Spanduk bertuliskan kritikan terhadap Gubernur Jawa Barat,
Ridwan Kamil, muncul di
Kabupaten Garut. Spanduk tersebut berisikan kritikan sebagai bentuk kekecewaan warga terhadap kondisi jalanan di Garut yang mengalami
rusak parah pada era Ridwan Kamil.
Spanduk yang terbentang di salah satu ruas Jalan Bandung-Garut tersebut digagas oleh Koalisi Masyarakat Pemantau Pembangunan Garut.
Dadi Ahmad, salah satu anggota Koalisi mengaku masyarakat Garut kecewa atas kepemimpinan Ridwan Kamil yang dinilai tidak memperhatikan infrastruktur.
"Itu bentuk kekecewaan kami sebagai masyarakat, kemarin saya sudah melakukan somasi terhadap pemprov, tapi belum ada tindak lanjut," kata Dadi saat dihubungi, Selasa, 21 Maret 2023.
Spanduk dengan latar warna hijau serta betuliskan 'Menjadi Jabar Sengsara hanya di jaman Ridwan Kamil jalan ini rusak'. Bahkan spanduk tersebut terlihat jelas foto Ridwan Kamil memakai jas serta peci hitam serta logo yang dibalut tulisan 'moal dipilih deui (tidak akan pilih lagi)'.
Diakui Dadi, jalan provinsi di wilayah Garut mencapai 80 KM dan belum disentuh oleh Pemprov Jabar dibawah kepemimpinan Ridwan Kamil.
"Ada 80 Km di wilayah Garut, jalan yang dalam pengelolaan Pemprov Jabar, yang rusak itu di jalan vital Bandung-Garut, kemudian Cihideung, Pamempeuk," jelasnya.
Dadi mengaku, pihaknya sangat kecewa atas sikap lamban dari Pemprov Jabar dalam memperbaiki jalan-jalan rusak di wilayah Garut. Menurutnya, jalan rusak tersebut berdampak kepada kerugian materi hingga non materi.
"Dampaknya anyak hal, karena jalan itu vital, potensi kecelakaan tinggi, kerusakan kendaraan tinggi, lalu ada yang meninggal karena kecelakaan. ini hanya salah satu potret kondisi fasilitas di Jabar," ungkapnya.
Dadi pun membenarkan bahwa ruas jalan di Garut mengalami rusak parah hanya di jaman Ridwan Kamil. Fakta itu didapatkan berdasarkan kajian para aktivis yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Pemantau Pembangunan Garut.
"Itu berdasarkan fakta, kami koalisi ini diisi oleh berbagai latar aktivis, ada aktivis 2000 an. Kami yang lebih tua fokus pada kondisi di bawah pengelolaan provinsi dan pusat. Saya memandang faktanya seperti itu," ungkap Dadi.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)
