Data PBB tersebut mencakup tujuh bulan pertama konflik Israel dan kelompok pejuang Palestina Hamas di Jalur Gaza, yang dimulai lebih dari setahun lalu.
Sebanyak 8.119 korban yang diverifikasi Kantor Hak Asasi Manusia PBB dalam periode tujuh bulan tersebut jauh lebih rendah dibanding jumlah korban lebih dari 43.000 yang diberikan otoritas kesehatan Palestina untuk 13 bulan penuh konflik.
Namun, perincian PBB tentang usia dan jenis kelamin korban mendukung pernyataan Palestina bahwa perempuan dan anak-anak merupakan sebagian besar dari mereka yang tewas dalam perang tersebut.
Mengutip dari Al Arabiya News, Sabtu, 9 November 2024, temuan ini menunjukkan "pelanggaran sistematis terhadap prinsip-prinsip dasar hukum humaniter internasional, termasuk pembedaan dan proporsionalitas," kata kantor hak asasi manusia PBB dalam sebuah pernyataan yang menyertai laporan setebal 32 halaman tersebut.
“Sangat penting untuk melakukan perhitungan yang tepat terkait dengan tuduhan pelanggaran serius hukum internasional melalui badan peradilan yang kredibel dan tidak memihak dan, sementara itu, semua informasi dan bukti yang relevan dikumpulkan dan disimpan,” kata Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Volker Turk.
Israel tidak segera mengomentari temuan laporan tersebut.
Militer Israel, yang memulai serangannya sebagai tanggapan atas serangan 7 Oktober 2023 di mana pejuang Hamas menewaskan sekitar 1.200 orang di Israel selatan dan menyandera lebih dari 250 orang, mengatakan bahwa mereka berhati-hati untuk tidak melukai warga sipil di Gaza.
Dikatakan bahwa sekitar satu warga sipil terbunuh untuk setiap pejuang, rasio yang disalahkan pada Hamas, dengan mengatakan kelompok Palestina tersebut menggunakan fasilitas sipil. Hamas membantah menggunakan warga dan infrastruktur sipil, termasuk rumah sakit, sebagai tameng manusia.
Korban termuda berusia satu hari
Korban termuda yang kematiannya diverifikasi pemantau PBB adalah seorang anak laki-laki berusia satu hari, dan yang tertua adalah seorang perempuan berusia 97 tahun, kata laporan itu.Secara keseluruhan, anak-anak mewakili 44 persen korban, dengan usia lima hingga sembilan tahun mewakili kategori usia terbesar, diikuti mereka yang berusia 10-14 tahun, dan kemudian mereka yang berusia hingga dan termasuk empat tahun.
Hal ini secara umum mencerminkan demografi Gaza, yang menurut laporan tersebut mencerminkan kegagalan nyata untuk mengambil tindakan pencegahan guna menghindari korban sipil.
Laporan tersebut menunjukkan bahwa dalam 88 persen kasus, lima orang atau lebih tewas dalam serangan yang sama, yang menunjukkan penggunaan senjata oleh militer Israel dengan dampak di wilayah yang luas, walau dikatakan beberapa kematian mungkin diakibatkan proyektil yang meleset dari sasaran.
Baca juga: Ucapkan Selamat ke Trump, Presiden Palestina Serukan Perdamaian Timteng
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News