Gaza: Israel dan kelompok pejuang Palestina Hamas dikabarkan mendekati kesepakatan gencatan senjata selama 30 hari di Gaza.
Gencatan senjata tersebut berpotensi pada skema pertukaran sandera Israel dan tahanan Palestina. Kabar ini muncul ketika Israel masih melancarkan serangannya ke kota utama Khan Younis di Gaza selatan.
Diplomasi gencatan senjata ini melibatkan Qatar, Amerika Serikat, dan Mesir, yang telah berlangsung sejak 28 Desember 2023. Tujuannya, untuk menyelesaikan perbedaan antara Israel dan Hamas, serta memungkinkan peningkatan bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Meski terdapat kemajuan terkait pembebasan sandera dan tawanan, keduanya masih berselisih mengenai solusi permanen untuk konflik Gaza. Hamas menuntut penyelesaian masalah ini sebelum melangkah maju.
Sementara itu, militer Israel terus melakukan operasi besar-besaran di Khan Younis, sebuah kota di selatan Gaza. Israel masih menjaga blokade dan mengepung area tempat 2,3 juta warga Palestina mencari perlindungan.
Sampai saat ini belum ada tanggapan komentar terkait pernyataan gencatan senjata selama 30 hari, baik dari Kementerian Luar Negeri AS dan Gedung Putih, Kementerian Luar Negeri Qatar, dan Layanan Informasi Negara Mesir
Selasa kemarin, tank-tank Israel menutup jalan dari Khan Younis ke pantai Mediterania. Tank tersebut juga menghalangi rute pelarian bagi setengah dari 2,3 juta warga sipil yang mencoba mencapai Rafah di selatan Gaza yang berbatasan dengan Mesir.
"Pasukan Israel membunuh lebih dari 100 militan di Khan Younis barat dalam 24 jam," kata juru bicara militer Laksamana Muda Daniel Hagari pada Selasa malam, dikutip dari Malay Mail pada Rabu, 24 Januari 2024.
Menurut pernyataan Israel, sebagian dari operasi yang lebih besar telah menewaskan sekitar 9.000 pejuang secara keseluruhan. Namun angka tersebut belum dikonfirmasi kebenarannya. (Atika Pusagawanti)
Baca juga: Israel Dikabarkan Siapkan Proposal Gencatan Senjata untuk Bebaskan Tawanan
Cek Berita dan Artikel yang lain di
