Dalam pidato video pertamanya sejak dia meninggalkan Afghanistan, Presiden Ashraf Ghani mengatakan dia telah meninggalkan negara itu untuk menghindari hukuman mati tanpa pengadilan oleh Taliban dan berjanji untuk kembali.
Baca: Presiden Afghanistan Ada di Oman usai Ditolak Tajikistan.
Melalui pernyataan yang direkam dalam video yang diposting di halaman Facebooknya dari Uni Emirat Arab pada Rabu malam, Ghani mengatakan bahwa, meskipun ada kesepakatan bahwa Taliban tidak akan memasuki kota Kabul, pengawalnya memperingatkannya pada Minggu sore bahwa militan tersebut telah mencapai dinding Istana Presiden di Kabul.
“Jika saya tetap tinggal di Afghanistan, rakyat akan menyaksikan presiden digantung sekali lagi,” ucap Ghani dalam video itu, seperti dikutip dari The New York Times, Kamis 19 Agustus 2021.
Dia mengacu pada pembunuhan Presiden Afghanistan Mohammad Najibullah, yang dieksekusi dan digantung di lapangan umum setelah Taliban merebut ibukota pada 1996.
Ghani membantah laporan dari orang-orang, di antaranya utusan Rusia di Kabul, Zamir Kabulov, bahwa dia pergi dengan membawa sejumlah besar uang tunai. Dia mengatakan dia telah melewati bea cukai saat tiba di Uni Emirat Arab.
“Saya datang hanya dengan pakaian saya, dan saya bahkan tidak bisa membawa perpustakaan saya,” ucapnya.
Baca: Rusia Klaim Presiden Afghanistan Kabur dengan Membawa Banyak Uang Tunai.
Tampak lelah dan kurus, Ghani serius dan tegas dalam menyampaikan pidato yang dibacanya dari halaman tertulis. Dia mengatakan telah mencoba untuk merundingkan resolusi damai untuk konflik tersebut tetapi juga telah mengoordinasikan pertahanan Kabul sampai keberangkatannya.
“Pasukan keamanan tidak mengecewakan kami. Elite politik pemerintah dan komunitas internasional yang gagal,” tegas Ghani.
Dia mengatakan bahwa dia memiliki niat untuk kembali ke Afghanistan dan bahwa dia berhubungan dengan para pemimpin politik Hamid Karzai dan Abdullah Abdullah, yang telah berdiskusi dengan Taliban.
Ghani juga mencatat bahwa dia bukan pemimpin Afghanistan pertama yang terpaksa melarikan diri. Pemimpin Taliban pertama, Mullah Muhammad Omar, melarikan diri setelah intervensi Amerika pada 2001.
Ghani, seorang teknokrat yang pernah aktif Bank Dunia yang menulis buku berjudul “Fixing Failed States” mendapat kecaman tajam sebagai pemimpin Afghanistan dan cara dia pergi yang memalukan. Kepergiannya telah mempercepat keruntuhan pemerintah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News