Mengutip beberapa sumber Israel, KAN melaporkan bahwa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyetujui gencatan senjata dengan Hizbullah yang dimediasi Amerika Serikat (AS).
Menurut KAN, Netanyahu memberi lampu hijau kepada utusan AS Amos Hochstein untuk melanjutkan kesepakatan gencatan senjata dengan Hizbullah dan Lebanon.
KAN mengatakan kesepakatan tersebut diperkirakan diumumkan dalam dua hari ke depan.
Sumber-sumber Israel mengeklaim bahwa kesepakatan gencatan senjata dengan Hizbullah telah ditetapkan, dan Netanyahu sekarang sedang mengusahakan cara untuk menyampaikannya kepada publik.
Pembicaraan saat ini, lapor KAN, difokuskan pada kebebasan Israel untuk beroperasi di sepanjang perbatasan dengan Lebanon dan Suriah setelah kesepakatan tersebut dirampungkan.
Melansir beberapa sumber yang memiliki informasi lengkap, KAN melaporkan bahwa Tel Aviv telah menerima jaminan AS yang mengizinkan Israel "untuk bertindak secara militer jika Hizbullah melanggar ketentuan gencatan senjata."
Belum ada komentar dari Hizbullah atau otoritas Lebanon mengenai laporan rencana gencatan senjata ini.
Lebih dari 3.600 orang telah tewas dalam serangan Israel di Lebanon, dengan lebih dari 15.300 terluka dan lebih dari 1 juta lainnya mengungsi sejak Oktober tahun lalu, menurut otoritas kesehatan Lebanon.
Israel memperluas konflik dengan meluncurkan serangan darat ke Lebanon selatan pada 1 Oktober tahun ini.
Baca juga: Dahsyat! Enam Tank Israel Hancur Diserang oleh Hizbullah
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
