Marzouk, yang mengepalai hubungan luar negeri Hamas, bertemu dengan Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Mikhail Bogdanov di ibu kota Rusia. Keduanya membahas perang di Gaza serta upaya untuk mencapai persatuan Palestina.
Dalam sebuah wawancara dengan media pemerintah Rusia, Sputnik pada Selasa 25 Juni 2024, Marzouk mengatakan bahwa Rusia harus menjadi ‘penjamin’ dari setiap perjanjian gencatan senjata di masa mendatang dengan Israel karena negara Eurasia tersebut memiliki pandangan yang lebih seimbang tentang konflik tersebut daripada Amerika Serikat.
"Kami masih bersikeras bahwa Rusia menjadi penjamin perjanjian gencatan senjata tersebut, karena jelas Amerika Serikat berada di pihak Israel," kata Marzouk, seperti dikutip dari RIA, Rabu 26 Juni 2024.
"Posisi Rusia lebih adil, lebih dapat diterima oleh semua pihak, dan siap untuk bertindak ke arah ini. Kami ingin mengakhiri hegemoni Amerika Serikat dan pengaruhnya yang sepihak terhadap masalah Palestina,” kata Marzouk
Amerika Serikat telah berupaya keras untuk melakukan gencatan senjata dalam beberapa minggu terakhir, meskipun kesepakatan belum tercapai.
Marzouk mengatakan, kepada kantor berita pemerintah Rusia, RIA Novosti pada Selasa bahwa dua warga negara Rusia yang ditawan di Gaza akan menjadi orang pertama yang dibebaskan dalam perjanjian gencatan senjata dengan Israel.
“Kami katakan bahwa segera setelah ada keputusan mengenai ini (gencatan senjata), kedua warga Rusia itu akan menjadi orang pertama yang dibebaskan,” kata Marzouk kepada kantor berita RIA.
Israel yakin lebih dari 130 sandera masih berada di Gaza, dan negosiasi gencatan senjata baru-baru ini difokuskan pada pembebasan para sandera sebagai bagian dari kesepakatan. Pejabat Hamas yang berbasis di Lebanon, Osama Hamdan, mengatakan kepada CNN awal bulan ini bahwa "tidak seorang pun tahu" berapa banyak sandera yang masih hidup.
Alexander Lobanov dan Alexander Trufanov adalah dua sandera Rusia-Israel yang masih berada di Gaza. Trufanov ditahan oleh Jihad Islam, kelompok bersenjata lain di Gaza dan sekutu Hamas, menurut media Israel.
Hamas membebaskan tiga sandera warga negara Rusia dari Gaza pada bulan November sebagai bagian dari kesepakatan dengan Kremlin.
Mengapa penting?
Rusia telah mendorong pembebasan sandera Rusia dan peran yang lebih besar dalam memediasi antara faksi-faksi Palestina. Awal bulan ini, Duta Besar Rusia untuk Israel Anatoly Viktorov mengatakan bahwa Rusia menyerukan agar semua sandera dibebaskan dari Gaza, termasuk dua warga negara Rusia.Rusia menjadi tuan rumah bagi faksi-faksi Palestina, termasuk Hamas dan kelompok Fatah milik Presiden Palestina Mahmoud Abbas, untuk perundingan rekonsiliasi pada bulan Maret.
Pertemuan bulan Maret tersebut menyusul kunjungan delegasi Hamas yang dipimpin oleh Marzouk ke Moskow pada bulan Januari, di mana Rusia meminta kelompok tersebut untuk membebaskan sandera Israel dan asing, termasuk Kozlov, Lobanov, dan Trufanov.
Marzouk dan pejabat Hamas lainnya juga mengunjungi Moskow pada bulan Oktober tak lama setelah dimulainya perang, yang menyebabkan teguran dari Israel.
Apa selanjutnya?
Marzouk mengatakan, kepada Sputnik bahwa Rusia ‘berusaha’ untuk menyelenggarakan pertemuan baru faksi-faksi Palestina di Moskow. Ia mengatakan tanggal pertemuan tersebut dapat didiskusikan selama kunjungan Abbas mendatang ke Rusia.Ajudan presiden Rusia Yury Ushakov mengatakan kepada wartawan pada hari Selasa bahwa tanggal kunjungan Abbas telah disepakati, meskipun ia tidak mengatakan tanggalnya, menurut Tass. Abbas terakhir kali mengunjungi Rusia pada tahun 2021.
Hamas dan Fatah mengatakan pada hari Senin bahwa pertemuan rekonsiliasi Palestina yang dijadwalkan berlangsung di Tiongkok bulan ini telah ditunda.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News