"Satu lainnya tewas akibat banjir di Akon North Payam, satu di Panrieu Payam, dan yang ketiga di Gogrial Yaman," ucap Koor.
"Jadi antara Juli dan September, angka kematian akibat banjir sekitar 20 orang," sambungnya, dilansir dari laman Radio Tamazuj, Rabu, 29 September 2021.
Koor mengatakan ada sejumlah ruas jalan di Gogrial West yang tidak dapat dilewati akibat banjir. Warga dari kota Akon dan Kuajok tidak dapat saling mengunjungi, bahkan jika mereka menggunakan sepeda motor, ucap Koor.
Willaim Deng Kuel, pemimpin komunitas Awan Chan, mengonfirmasi angka korban tewas banjir di Gogrial West. Ia menyalahkan pemerintah pusat Sudan Selatan yang dinilai kurang melakukan tindakan konkret dalam menyelamatkan atau membantu korban banjir.
"Masalahnya adalah, banjir ini tidak hanya terjadi di negara bagian Warrap, tapi juga di seluruh Sudan Selatan. Bayangkan, jalan raya dari Wau ke Akon itu hanya 161 km, dan pemerintah tidak dapat memperbaikinya," tutur Kuel.
Pekan kemarin, Pemerintah Sudan Selatan mengumumkan pembentukan sebuah komite untuk menangani krisis banjir di seantero negeri.
Agensi PBB OCHA mengingatkan bulan lalu bahwa pasokan bantuan di Sudan Selatan relatif terbatas. OCHA mengaku baru menerima 54 persen dari USD1,7 miliar yang ditubuhkan untuk program bantuan di Sudan Selatan.
Baca: 84 Orang Tewas dalam Bencana Banjir Melanda Sudan
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
