Tel Aviv: Mantan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu telah mendapatkan sinyal kemenangan dan akan kembali berkuasa. Isu Palestina akan menjadi perhatian, mengingat Netanyahu dikenal sebagai tokoh sayap kanan yang antikemerdekaan Palestina.
Namun, pada Rabu 2 November 2022 para pemimpin Arab mengatakan bahwa perjuangan Palestina masih menjadi pusat bagi mereka setelah pertemuan puncak pertama mereka dalam tiga tahun.
Diketahui semua warga di Palestina diselimuti oleh kekhawatiran mengenai nasib mereka ketika Netanyahu akan kembali bersuara. Pada deklarasi terakhir setelah pertemuan di Aljazair yang telah menjanjikan dukungan Arab yang berkelanjutan untuk perjuangan Palestina.
Liga Arab juga menekan bahwa, Al-Quds (Yerusalem) harus dilindungi selain turut mengutuk dalam penggunaan kekerasan Israel terhadap Palestina serta mendesak Zionis Israel untuk mencabut blokadenya terhadap Gaza.
Dilansir dari Channel News Asia, Kamis 3 November 2022, Liga Arab tidak membuat proposal baru untuk memajukan hak-hak Palestina. Bahkan saat pembacaan pidato Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) yang berbicara tentang hak-hak Palestina tidak ada penyambutan resmi.
Sejak KTT Arab terakhir pada 2019, Uni Emirat Arab, Bahrain, Maroko, dan Sudan telah sepakat untuk menormalkan hubungan diplomatik dengan Israel, meskipun mereka masih mengatakan mereka mendukung negara Palestina dan Yerusalem sebagai ibu kotanya.
Perpecahan di antara negara-negara Arab mengenai perdamaian dengan Israel dan bagaimana memajukan perjuangan Palestina tidak diumumkan secara terbuka selama pertemuan itu, yang beberapa pemimpin besar Arab katakan tidak dapat mereka hadiri. (Mustafidhotul Ummah)
Namun, pada Rabu 2 November 2022 para pemimpin Arab mengatakan bahwa perjuangan Palestina masih menjadi pusat bagi mereka setelah pertemuan puncak pertama mereka dalam tiga tahun.
Diketahui semua warga di Palestina diselimuti oleh kekhawatiran mengenai nasib mereka ketika Netanyahu akan kembali bersuara. Pada deklarasi terakhir setelah pertemuan di Aljazair yang telah menjanjikan dukungan Arab yang berkelanjutan untuk perjuangan Palestina.
Liga Arab juga menekan bahwa, Al-Quds (Yerusalem) harus dilindungi selain turut mengutuk dalam penggunaan kekerasan Israel terhadap Palestina serta mendesak Zionis Israel untuk mencabut blokadenya terhadap Gaza.
Dilansir dari Channel News Asia, Kamis 3 November 2022, Liga Arab tidak membuat proposal baru untuk memajukan hak-hak Palestina. Bahkan saat pembacaan pidato Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) yang berbicara tentang hak-hak Palestina tidak ada penyambutan resmi.
Sejak KTT Arab terakhir pada 2019, Uni Emirat Arab, Bahrain, Maroko, dan Sudan telah sepakat untuk menormalkan hubungan diplomatik dengan Israel, meskipun mereka masih mengatakan mereka mendukung negara Palestina dan Yerusalem sebagai ibu kotanya.
Perpecahan di antara negara-negara Arab mengenai perdamaian dengan Israel dan bagaimana memajukan perjuangan Palestina tidak diumumkan secara terbuka selama pertemuan itu, yang beberapa pemimpin besar Arab katakan tidak dapat mereka hadiri. (Mustafidhotul Ummah)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
