Dalam sebuah surat yang beredar di kalangan diplomat Perserikatan Bangsa-Bangsa pada Selasa kemarin, Duta Besar Iran Majid Takht Ravanchi menuduh Israel sengaja menerapkan strategi "playing victim" untuk mengalihkan perhatian global terhadap "berbagai aksi serta langkah yang menggoyang stabilitas kawasan."
Ia menambahkan bahwa insiden serangan kapal kargo di dekat Teluk Oman memiliki "karakteristik khusus" mengenai operasi aktor-aktor tertentu yang hanya ingin mendorong "tujuan-tujuan tidak resmi" mereka.
Pekan kemarin, Dubes Israel untuk PBB, Gilad Erdan, meminta Dewan Keamanan PBB untuk mengambil tindakan atas serangan kapal kargo di dekat Teluk Oman.
"Pada 25 Februari 2021, sebuah kapal kargo Israel bernama HELIOS RAY, yang dalam perjalanan dari Arab Saudi ke Singapura, diserang Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) di perairan internasional dekat Teluk Oman," tulis Erdan dalam suratnya, dilansir dari laman Arutz Sheva pada Rabu, 10 Maret 2021.
"IRGC memasang bahan peledak ke kapal kargo tersebut, yang menyebabkan kerusakan parah sehingga kapal harus kembali ke pelabuhan Dubai demi keselamatan semua kru," lanjutnya.
Baca: Ledakan Guncang Kapal Israel di Timur Tengah
Erdan mengklaim bahwa ini bukan kali pertama IRGC mengancam keselamatan kapal-kapal di perairan internasional. Ia menyebut bahwa pada awal Januari 2021, IRGC telah menyita kapal tanker berbendera Korea Selatan di perairan Teluk dan menahan semua krunya.
Pada Mei 2019, lanjut Erdan, empat kapal komersil rusak parah diserang IRGC di perairan Uni Emirat Arab, tepatnya di timur pelabuhan Fujairah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
