Pertemuan DK PBB membahas kunjungan Menteri Keamanan Nasional Israel ke Masjid Al-Aqsa. Foto: AFP
Pertemuan DK PBB membahas kunjungan Menteri Keamanan Nasional Israel ke Masjid Al-Aqsa. Foto: AFP

Israel dan Palestina Kelahi di PBB Terkait Kunjungan Menteri Kontroversial ke Al-Aqsa

Fajar Nugraha • 06 Januari 2023 10:38
New York: Perwakilan Israel dan Palestina untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Kamis 5 Januari 2023 saling hujat pada pertemuan Dewan Keamanan PBB. Pembahasan di DK PBB itu lakukan terkait kunjungan kontroversial seorang menteri Israel ke kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem.
 
Duta Besar Israel untuk PBB, Gilad Erdan, menyebut sesi itu "menyedihkan" dan "tidak masuk akal”. Sementara utusan Palestina menuduh negara Yahudi bertindak "dengan sangat menghina."
 
Dewan beranggotakan 15 orang tersebut membahas kunjungan tersebut, yang telah membuat marah warga Palestina, di markas besar PBB di New York menyusul permintaan dari Uni Emirat Arab dan Tiongkok.

Menjelang sesi, perwakilan tetap Israel untuk badan dunia, Gilad Erdan mengatakan kepada wartawan bahwa "sama sekali tidak ada alasan" untuk mengadakan pertemuan itu.
 
"Mengadakan sesi Dewan Keamanan tanpa acara benar-benar tidak masuk akal," kata Erdan, seperti dikutip AFP, Jumat 6 Januari 2023.
 
Kunjungan Selasa 3 Januari 2023 oleh Menteri Keamanan Nasional baru Israel, Itamar Ben-Gvir memicu gelombang kecaman internasional, termasuk dari Amerika Serikat, sekutu lama Israel.
 
Masjid Al-Aqsa terletak di Yerusalem timur yang dianeksasi Israel dan merupakan situs tersuci ketiga dalam Islam. Ini adalah tempat paling suci bagi orang Yahudi, yang menyebutnya sebagai Temple Mount.
 
Di bawah status quo lama, non-Muslim dapat mengunjungi situs tersebut pada waktu tertentu tetapi tidak diizinkan untuk berdoa di sana – meskipun beberapa nasionalis Israel diyakini melakukannya secara diam-diam, yang membuat marah warga Palestina.
 
Erdan mengatakan, kunjungan Ben-Gvir "sejalan dengan status quo dan siapa pun yang mengklaim sebaliknya hanya akan mengobarkan situasi."
 
"Untuk mengklaim bahwa kunjungan singkat dan benar-benar sah ini harus memicu sidang darurat Dewan Keamanan adalah hal yang menyedihkan," tambahnya.
 
Pemerintah Barat memperingatkan tindakan seperti itu mengancam pengaturan yang rapuh di tempat-tempat suci Yerusalem.
 
Duta Besar Palestina untuk PBB, Riyad Mansour, menuduh Israel bertindak "dengan penghinaan mutlak" terhadap Palestina, Dewan, dan seluruh komunitas internasional.
 
Dia meminta anggota DK PBB untuk mengambil tindakan terhadap Israel.
 
"Garis merah apa yang Israel perlu lewati agar Dewan Keamanan akhirnya mengatakan, 'Cukup sudah,' dan bertindak sesuai itu?" tanya Mansour.
 
Diplomat AS Robert Wood mengatakan, pada pertemuan itu bahwa Amerika menentang "setiap dan semua tindakan sepihak yang menyimpang dari status quo bersejarah, yang tidak dapat diterima."
 
"Kami mendesak Israel dan Palestina untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memulihkan ketenangan. Termasuk mencegah hilangnya nyawa lebih lanjut dan menjaga kemungkinan solusi dua negara untuk perdamaian di Timur Tengah,” katanya.
 
Dewan Keamanan PBB telah mengadopsi beberapa resolusi tentang konflik Israel-Palestina selama bertahun-tahun dan mendukung solusi dua negara untuk perdamaian di Timur Tengah.
 
Setelah sesi dua jam selesai, Mansour menyuarakan kepuasan atas apa yang dia sebut "kebulatan suara (Dewan) untuk mempertahankan status quo”. Mansour menambahkan dia tidak mengharapkan tindakan nyata lebih lanjut dari badan dunia tersebut.
 

 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan