Namun, pakar energi melihat negara dengan garis pantai terpanjang di Afrika ini berpotensi besar memanfaatkan energi mentari dan angin untuk pembangkit listrik. Keberadaan energi terbarukan itu bisa membuat Somalia memangkas ongkos listrik yang mencapai tiga lipat rata-rata global.
Pemerintah Somalia menyadari potensi itu. Makanya, mereka bermimpi untuk beralih ke energi terbarukkan.
Namun, Insinyur Blue Sky Power, Abdiaziz Ileyka, menyatakan terdapat kekurangan. Somalia harus banyak berinvestasi untuk memanfaatkan tenaga surya dan air serta memanfaatkan berlimpahnya sumber tersebut.
"Tantangan di sektor ini adalah tenaga surya relatif baru dan kurangnya investasi," kata Abdiaziz dalam program Metro Siang Metro TV, Senin, 9 Agustus 2021.
Ke depan, Abdiaziz tetap yakin Somalia akan bisa dan mampu memanfaatkan sumber daya yang ada. Untuk merealisasikan energi terbarukkan, sekelompok perusahaan swasta tahun ini membentuk Asosiasi Energi Hijau Somalia (SOGEA).
“Kami mengalami berbagai kendala, seperti kurangnya insentif dan investasi dari pemerintah dan masyarakat internasional," kata juru bicara SOGEA, Bashir Soofe.
Bashir menyatakan, jika SOGEA mendapatkan investasi yang diperlukan dan pendanaan, maka energi Somalia akan menjadi pusat energi terbarukan dan bangkit secara ekonomi. (Taris Dwi Aryani)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
