Amerika Serikat siapkan jet tempur F-22 hadapi ancaman dari Iran. Foto: AFP
Amerika Serikat siapkan jet tempur F-22 hadapi ancaman dari Iran. Foto: AFP

Menantikan Serangan dari Hizbullah, Israel dan AS Lakukan Persiapan

Medcom • 09 Agustus 2024 19:14
Tel Aviv: Militer Israel bekerja sama erat dengan Pentagon untuk mempersiapkan ‘serangkaian skenario’, termasuk kemungkinan serangan dari Iran atau kelompok proksi utamanya, Hizbullah, menurut seorang pejabat pertahanan Israel yang berbicara kepada ABC News.
 
Iran dan Hizbullah telah berjanji untuk membalas dendam atas dua pembunuhan yang terjadi minggu lalu di Beirut dan Teheran, yang menewaskan Fuad Shukr, seorang komandan senior Hizbullah, dan Ismail Haniyeh, pemimpin politik Hamas. Meski Israel tidak mengklaim bertanggung jawab atas kematian Haniyeh, pihaknya mengakui serangan di Beirut yang menewaskan Shukr.
 
Pejabat pertahanan Israel, yang berbicara dengan syarat tidak disebutkan namanya, mengatakan bahwa ada satu batasan (red line) yang sangat penting bagi Israel. Batasan ini adalah jika terjadi serangan yang melukai atau menargetkan warga sipil Israel.

"Kami tidak tertarik dengan perang atau eskalasi. Tapi kami tidak akan mentolerir serangan terhadap warga kami,” ucap pihak Israel, dikutip dari ABC News.
 
Sebagai imbas pembunuhan tersebut, Pentagon memindahkan dua kapal perusak angkatan laut tambahan dan skuadron jet tempur F-22 Raptor ke Mediterania Timur untuk memperkuat pertahanan di dalam dan sekitar Israel. Selain itu, para pejabat AS mengatakan skuadron jet tempur F-18 dari kapal induk USS Theodore Roosevelt juga sedang dikerahkan ke pangkalan udara yang dirahasiakan di Timur Tengah.
 
Pejabat pertahanan Israel menggambarkan pengerahan kembali aset militer Amerika untuk membela Israel dalam skala yang "belum pernah terjadi sebelumnya", yang menyoroti peningkatan ketegangan di wilayah tersebut. Pemerintahan Biden telah berupaya menggalang sekutu regional untuk mendukung Israel, tetapi menghadapi tantangan karena tindakan provokatif yang dianggap dilakukan oleh Perdana Menteri Israel Netanyahu, seperti pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Iran.
 
Iran telah bersumpah akan melakukan pembalasan yang keras atas pembunuhan Haniyeh, dan para ahli berpendapat bahwa serangan Iran di masa depan dapat menjadi lebih signifikan daripada upaya-upaya sebelumnya. Namun, baik Iran maupun Israel mewaspadai peningkatan ketegangan hingga mencapai titik perang skala penuh, menyeimbangkan pembalasan dengan potensi konsekuensi dari konflik yang lebih luas.
 
Hizbullah, yang berada di bawah tekanan signifikan untuk merespon setelah serangan udara Israel di Beirut yang menewaskan komandan senior Fuad Shukr, diperkirakan akan segera bertindak.
 
Israel telah membenarkan serangan pada 30 Juli sebagai respon atas serangan roket Hizbullah sebelumnya yang menewaskan 12 anak-anak di Dataran Tinggi Golan. Para ahli percaya bahwa meskipun Iran mungkin menunda responnya terhadap pembunuhan Haniyeh, Hizbullah mungkin akan bertindak lebih cepat karena sifat langsung dari serangan Israel ke Beirut. (Shofiy Nabilah)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan