Seluruh penumpang serta kru MH17 yang berjumlah total 298 orang tewas, setelah pesawat hancur berantakan di udara dalam perjalanan dari Amsterdam menuju Kuala Lumpur.
Robby Oehler, yang keponakannya turut menjadi korban tragedi MH17, mengatakan kepada BBC pada Rabu (28/9/2016) bahwa tim jaksa akan menginvestigasi sekitar 100 orang terkait insiden.
"Mereka mengatakan kepada kami bagaimana Buk itu didatangkan, berdasarkan bukti-bukti dari penyadapan telepon, foto, material film, video," kata Oehler.
Mengutip ucapan tim jaksa, Oehler menyebut misil Buk itu ditembakkan dari wilayah yang dikontrol separatis pro Rusia.
Serpihan MH17 di Ukraina. (Foto: Reuters)
Tim Investigasi Gabungan (JIT) pimpinan Belanda terdiri dari jaksa asal Negeri Kincir Angin, Australia, Belgia, Malaysia dan Ukraina.
Sebuah penyelidikan oleh Badan Keselamatan Transportasi Belanda pada tahun lalu menemukan fakta bahwa misil Buk buatan Rusia itu mengenai MH17, tapi tidak disebutkan ditembakkan dari mana.
Lewat laporan terbaru dari JIT, maka tragedi MH17 ini akan segera dibawa ke ranah kasus kriminal.
Perusahaan Rusia pembuat misil Buk mengonfirmasi misil yang disebut Jit ditembakkan ke MH17 memang buatan mereka, namun merupakan model lama yang sudah tidak digunakan lagi.
Lembaga Alma-Antey mengatakan, rudal Buk M1 ditembakkan dari wilayah selatan Zaroshchenske. Lembaga itu menganalisa kerusakan atas pecahan bom dan mengidentifikasi bahwa rudal itu sebagai 9M38M1 dari sistem Buk M1.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
