Dilansir dari AFP, Senin 23 Desember 2019, hasil pilpres putaran pertama memperlihatkan daya tarik populisme di Kroasia. Salah satu negara Balkan ini tengah menghadapi isu gelombang imigran, eksodus emigrasi dan korupsi.
Pilpres digelar menjelang pergantian keketuaan Uni Eropa tahun depan. Sesuai giliran, Kroasia akan memegang jabatan keketuaan UE pada 2020.
Dengan hampir semua suara yang telah dihitung, Milanovic memimpin dengan raihan 29,5 persen suara. Sementara petahana mendapat 26,6 persen suara di posisi kedua dengan hasil selisih dua poin dari tokoh sayap kanan Miroslav Skoro.
Skoro menempati posisi ketiga usai menjanjikan beragam hal semasa kampanye, termasuk memaafkan penjahat perang dan mengirimkan pasukan untuk menghentikan gelombang imigran.
Meski gerakan nasionalisme Skoro tidak mampu membawanya ke putaran kedua, sejumlah analis menilai hasil pilpres putaran pertama memperlihatkan perubahan jelas elektorat Kroasia ke haluan kanan.
Di hadapan para pendukungnya, Grabar-Kitarovic meminta masyarakat Kroasia untuk bersatu dan ikut serta dalam pilpres putaran kedua pada 5 Januari mendatang.
"Kita harus bersatu dan berjuang demi kemenangan!" seru dia, yang membuka peluang bagi Skoro untuk menjadi pendampingnya di dunia politik Kroasia.
Grabar-Kitarovic menjadi presiden perempuan pertama di Kroasia pada 2015 dengan dukungan dari partai HDZ yang telah berkuasa di negeri tersebut sejak tiga dekade terakhir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
