"Itu adalah tragedi yang, menurut definisi, bisa dihindari, karena lima bulan sebelumnya telah terjadi. Bagaimana mereka bisa tetap tuli terhadap peringatan ini?" kata Nadege Dubois-Seex, janda dari Jonathan Seex yang tewas dalam kecelakaan pesawat itu pada Maret lalu, dilansir dari CNN, Kamis, 23 Mei 2019.
Pernyataan Nadege merujuk pada jatuhnya pesawat Lion Air pada Oktober lalu yang menewaskan 189 orang. Pesawat milik maskapai Indonesia tersebut berjenis sama dengan yang ditumpangi suaminya.
Pada Sabtu lalu, Boeing mengakui mereka harus memperbaiki kekurangan dalam perangkat lunak simulator penerbangan yang digunakan untuk melatih pilot pada 737 Max. Namun mereka tidak membagikan kapan atau bagaimana kelemahan itu ditemukan.
Pengakuan cacat simulator-perangkat lunak datang di tengah pengawasan ketat pada Boeing dan desain 737 Max. Perangkat lunak MCAS pesawat diduga berperan penting atas kecelakaan dua pesawat berjenis sama tersebut.
"Kehidupan suami saya diambil dan mereka sadar itu. Namun, Boeing bertindak dengan sinis. Suami saya, kerusakan sistem, strategi bisnis," imbuhnya.
Sementara itu, juru bicara Beoing, Peter Pedraza menolak mengomentari gugatan tersebut. Dia mengatakan perusahaan akan bekerja sama sepenuhnya dalam investigasi terhadap kecelakaan Ethiopian Airlines.
Ethiopian Airlines terjatuh pada Maret 2019 lalu. Sebanyak 157 penumpang dan awak kapal tewas akibat kecelakaan ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
