Valls mengundurkan diri sebagai perdana menteri saat ia tak berhasil mencalonkan diri sebagai presiden dan kemudian mendukung Macron untuk menjadi presiden.
Valls sendiri yang berasal dari Sosialis, disinyalir akan menuai kecaman dari rekan-rekannya. Pasalnya, baru saja menyatakan keinginan bergabung, Valls sudah mendapat protes.
"Saya berharap agar En Marche tidak memilih pengkhianat," kata anggota parlemen Sosialis, Alexis Bachelay.
Dilansir BBC, Selasa 9 Mei 2017, pejabat En Marche mengatakan, Valls memiliki waktu 24 jam untuk mendaftar ke partai tersebut.
Sementara itu, juru bicara Macron, Benjamin Griveaux mengatakan bahwa Valls belum terdaftar sebagai kandidat di partai tersebut untuk masuk ke parlemen.
"Seharusnya ia sama seperti orang lain karena peraturannya sama untuk semua orang. Jika nama anda tidak ada, anda tidak bisa dipilih oleh En Marche, dia punya waktu 24 jam," kata Griveaux.
Kemenangan Macron di pilpres Prancis sangat disambut meriah oleh rakyat Prancis. Dalam hasil pemungutan suara Macron memenangkan lebih dari 65 persen. Sementara rivalnya, Marine Le Pen yang merupakan tokoh sayap kanan, hanya meraih sekitar 35 persen.
Presiden Francois Hollande pun akan sangat terbuka memberikan kursi presiden kepada penerusnya, Macron. Sejak awal, Hollande memang mengajak warga Prancis untuk memilih Macron ketimbang Le Pen yang cukup kontroversial.
"Kemenangan besar tercatat. Republik dan rakyat ini ingin tetap bersatu dalam nilai-nilai Prancis dan memperlihatkan mereka ingin tetap berada di Uni Eropa. Ini sinyal persatuan Prancis," ungkap Hollande.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
