Pria Muslim asal Mali itu, secara heroik menyembunyikan beberapa sandera di toko kelontong Yahudi dari amukan Amedy Coulibaly. Dia juga memantu pasukan Prancis melakukan koordinasi penyelamatan terhadap sandera yang berada di toko itu.
Sudah tinggal di Prancis sejak 2006, dirinya belum mendapatkan kewarganegaraan. Dirinya pun sudah mengajukan kewarganegaraan Prancis pada Juli 2014, namun belum ada jawaban. Demikian diberitakan Huffington Post, Jumat (16/1/2015).
Akhirnya Change.org menyebarkan petisi untuk ditandatangani agar Bathily diberikan kewarganegaraan. 220 ribu orang meminta Pemerintah Prancis memberikan dia penghargaan Legion dan kewargenegaraan.
Petisi itu pun terkabulkan, Menteri Dalam Negeri Bernard Cazeneuve memuji keberanian Bathily. Cazeneuve pun memberikan kewarnegaraan untuk pria berusia 24 tahun itu dan upacara naturalisasinya akan berlangsung pekan depan.
Bathily yang bekerja di Hypercacher Vicennes, memimpin sekelompok pelanggan supermarket itu bersembunyi di lemari pendingin. Dia mencoba untuk membujuk para pelanggan untuk keluar melalui lift barang, namun pelanggan terlalu takut.
Dia kemudian mencontohkannya sendiri dan langsung berhasil keluar dari toko, tetapi ditahan oleh polisi. Bathily mengatakan, polisi awalnya mengira dirinya sebagai teroris. Namun dia kemudian memberikan informasi krusial mengenai kondisi toko dan pergerakan dari Amedy Coulibaly.
Berkat keberaniannya, Bathily berhasil menyelamatkan banyak sandera. Dalam keterangannya, dia menyebutkan bahwa semua orang bersaudara. Baik itu Yahudi, Kristen ataupun Muslim.
Menurutnya saat itu musuh mereka sama, yaitu pelaku penyanderaan. Bersama dengan pelanggan itu, Bathily ini keluar dari krisis dengan selamat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
