Akhir pekan kemarin, UE telah sepakat akan memberikan perpanjangan tenggat waktu Brexit kepada Inggris, namun saat itu tanggalnya belum ditentukan.
Dikutip dari Politico.eu, Selasa 29 Oktober 2019, keputusan akhir perpanjangan harus diputuskan para petinggi UE. Namun semua itu hanya bersifat formalitas, dan dapat diselesaikan melalui "prosedur tertulis" dalam 24 jam usai pertemuan di Brussels.
Lewat keputusan terbaru UE ini, Brexit tanpa perjanjian (no-deal Brexit) pada 31 Oktober sudah tidak akan mungkin terjadi. Tanggal 31 Oktober 2019 adalah tenggat waktu awal Brexit.
Keputusan memberikan perpanjangan Brexit hingga 31 Januari 2020 disepakati para dubes UE meski mereka hanya bertemu selama 15 menit di Brussels. Malam sebelum pertemuan, Prancis yang sebelumnya menentang memberikan perpanjangan waktu mulai memperlihatkan tanda-tanda melunak.
Perubahan sikap Prancis ini terjadi usai Presiden Emmanuel Macron berdiskusi dengan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson pada Minggu malam.
Selama masa perpanjangan Brexit, London harus menunjuk seorang komisioner Eropa karena secara teknis Inggris "masih tetap menjadi negara anggota UE" dengan hak dan kewajiban yang sama seperti anggota lain.
"EU27 telah sepakat untuk menerima permohonan Inggris hingga 31 Januari 2020. Keputusan ini akan diresmikan melalui prosedur resmi," tulis Presiden Dewan Eropa Donald Tusk via Twitter.
Sebelumnya, walau sempat berulang kali menegaskan Brexit harus terwujud pada 31 Oktober, PM Johnson sedikit melunak dan mulai melihat perpanjangan tenggat waktu sebagai sesuatu yang tak terhindarkan.
Brexit, atau Britain Exit, adalah istilah untuk keluarnya Inggris dari keanggotaan UE. Isu ini bergulir usai digelarnya referendum Brexit pada 2016.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
