Seperti dilansir BBC, Minggu (10/4/2016), Abrini mengaku berada di lokasi kejadian saat sebuah serangan terjadi 22 Maret lalu. Abrini juga memiliki hubungan dengan serangan yang menewaskan 130 orang di Paris, November lalu.
Abrini, 31, merupakan warga negara Belgia keturunan Maroko. Ia mengaku sebagai lelaki bertopi setelah dihadapkan dengan barang bukti yang dimiliki otoritas Belgia.
"Ia mengaku telah membuang jaketnya di tong sampah dan menjual topinya setelah serangan dilakukan," kata Jaksa Federal Belgia.
Sidik jari dan DNA Abrini sendiri ditemukan di dua rumah persembunyian yang ada di Brussels. Mobilnya pun kerap digunakan pelaku serangan Paris saat melakukan serangan.
Selain Abrini, tiga orang lain yang disangkakan dengan tuduhan aksi terorisme diketahui bernama Osama K, Herve BN, dan Bilal EM. Mereka semua dituduh telah berpartisipasi dalam serangan terorisme yang berhubungan dengan ledakan di Brussels.
Osama K diidentifikasi sebagai lelaki yang terlihat bersama dengan pelaku bom bunuh diri di Stasiun Metro Malbeek. Ia juga merupakan orang yang membawa tas yang digunakan pelaku serangan di Bandara Zaventem.
Herve BM sendiri merupakan seorang warga negara Rwanda bersama dengan Bilal EM. Keduanya menjadi tersangka karena menawarkan bantuan kepada Abrini dan Osama K.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
