Survei menunjukkan jika pilpres Prancis digelar pada Minggu pekan depan, Le Pen akan mendapat suara di angka 25 persen, unggul satu persen dari Macron. Sementara capres kontroversial Francois Fillon -- yang sempat populer namun dihantam serangkaian skandal -- hanya mendapat 18 persen suara.
Namun, seperti dikutip AFP, Ipsos Sopra menunjukkan bahwa Macron akan dengan mudah mengalahkan Le Pen di pilpres putaran kedua pada 7 Mei. Angka kemenangannya adalah 62 persen bagi Macron dan Le Pen di 38.
Ipsos Sopra Steria mengatakan Macron akan diuntungkan di putaran kedua dari pendukung capres sosialis Benoit Hamon, yang terancam tersingkir di putaran pertama.
Warga Prancis akan memberikan hak suara mereka pada 23 April dan 7 Mei. Masa kampanye resmi dimulai pada pekan kedua Maret, saat Dewan Konstitusi Prancis menetapkan sebelas kandidat yang memenuhi persyaratan.
Deretan kandidat itu adalah Benoit Hamon, kandidat dari Partai Sosialis yang mengusung presiden saat ini Francois Hollande, dan sosok sayap kiri Jean-Luc Melenchon.
Divisi sayap kiri lebih mengunggulkan Macron, 39, mantan bankir yang mengundurkan diri dari kabinet Hollande tahun lalu.
Mantan Presiden Nicolas Sarkozy dikalahkan Fillon dalam pemilihan internal partai tahun lalu.
Hamon, yang hanya mendapat 12-12,5 persen dalam beberapa survei terbaru, mencoba menarik dukungan pendukung sayap kiri lewat kampanye di tempat konser terbesar di Paris. Ia menuduh Fillon dan Macron menjalankan "kampanye yang diracuni uang."
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
