Dilansir dari Independent, pemilu dini digelar empat bulan usai pemerintahan Kurz tumbang di tengah skandal korupsi.
Dalam sejumlah jajak pendapat, Kurz memimpin dalam jarak yang cukup jauh dari para rivalnya. Jika Kurz pada akhirnya menang dan kembali berkuasa, ia kemungkinan harus membuat koalisi dengan sejumlah partai.
Pria 33 tahun itu, yang pertama kali menjadi Kanselir Austria pada 2017, diestimasi dapat membentuk koalisi dengan Partai Kebebasan Austria (FPO) yang juga berhaluan sayap kanan.
Kemungkinan kedua adalah Kurz yang merupakan jawara dari Partai Rakyat Austria (OVP) akan membentuk koalisi besar dengan partai Sosial Demokrat (SPO) berhaluan tengah-kiri.
Saat ini Austria dipimpin pemerintah non-partai yang terdiri dari jajaran teknokrat. Pemerintahan ini dibentuk usai Kurz mendapat mosi tidak percaya dari parlemen Austria.
Masih dari sejumlah jajak pendapat, OVP diprediksi akan meraih sekitar 34 persen suara, dan diikuti SPO dengan 22 persen dan FPO 20 persen.
Mei lalu, semua menteri dari FPO di pemerintahan Austria mengundurkan diri. Pemimpin FPO Heinz-Christian Strache, yang juga wakil kanselir, juga mengundurkan diri atas dugaan skandal korupsi.
Dalam sebuah video, Strache terekam dalam video sedang mengusulkan untuk menawarkan kontrak pemerintah kepada keponakan lelaki dari seorang tokoh oligarki Rusia.
FPO mengancam pengunduran diri massal sebelumnya pada Senin jika Menteri Dalam Negeri Herbert Kickl juga dipaksa mundur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
