Dalam pemilihan umum pada Kamis kemarin, Partai Konservatif atau Tory berhasil mendapat mayoritas lewat raihan 80 kursi parlemen.
Tugas pertama para anggota parlemen baru adalah mengikuti pemungutan suara Rancangan Undang-Undang Perjanjian Perpisahan (WAB) terkait Brexit. Para anggota parlemen ingin menyelesaikan RUU ini sebelum Hari Raya Natal.
Sebelum Natal, PM Johnson juga diyakini akan melakukan perombakan kabinet berskala kecil. Ia perlu melakukan perombakan untuk mengisi beberapa posisi yang kosong pascapemilu, termasuk menteri kebudayaan dan urusan Wales.
Ratu Inggris Elizabeth II dijadwalkan membuka parlemen baru pada Kamis mendatang. Diperkirakan WAB akan dihadirkan di hadapan parlemen secepat-cepatnya pada Jumat 20 Desember.
Menjelang pidato Johnson di hadapan para anggota parlemen baru, seorang sumber dari kantor pemerintahan di Downing Street No 10 mengatakan bahwa PM Inggris bertekad membayar kepercayaan publik dengan mewujudkan Brexit.
"Itulah mengapa RUU pertama yang akan dihadirkan di parlemen adalah WAB," lanjutnya.
Karena Tory menjadi mayoritas di parlemen Inggris, WAB diyakini akan lolos sesuai proyeksi. Jika itu terjadi, maka PM Johnson dapat memenuhi janji dan membawa Inggris keluar dari keanggotaan Uni Eropa pada 31 Januari tahun depan.
Setelah Brexit terjadi, PM Johnson kemudian harus menegosiasikan perjanjian dagang baru dengan UE. Perjanjian itu kemudian harus diratifikasi sebelum 31 Desember 2020.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
