Menteri-menteri tersebut adalah Menteri Kehakiman Francois Bayrou, Menteri Pertahanan Sylvie Goulard, dan Menteri Junior Urusan Eropa Marielle de Sarnez.
Ketiganya diketahui baru menjabat sejak 17 Mei lalu, sebagai bagian dari pemerintahan Macron dan Perdana Menteri Edouard Philippe.
Menteri-menteri yang mengundurkan diri ini berasal dari Partai Modem atau Pergerakan Demokratik, yang merupakan sekutu Partai Republic On The Move (LREM) yang menaungi Macron dalam pemilu presiden dan parlementer beberapa waktu lalu.
Sejak awal bulan ini, Partai Modem sedang menjadi target penyelidikan jaksa atas dugaan penyalahgunaan anggaran negara untuk aktivitas atau tugas palsu parlementer. Penyelidikan pun masih terus berlangsung hingga kini.
"Saya tidak ingin terus menjabat sementara partai saya sedang diselidiki jaksa," kata Menhan Sylvie Goulard, seperti dikutip Telegraph, Kamis 22 Juni 2017.
Pengunduran diri secara mendadak tiga menteri ini disinyalir akan membuat rumit perombakan kabinet yang akan direncanakan Macron.
Selain itu, tangan kanan Macron selama kampanye pemilihan presiden juga mengundurkan diri di tengah tuduhan yang menuju padanya bahwa ia menggunakan usaha 'orang dalam' saat ia menjadi Kepala Dana Asuransi Kesehatan dan memberikan akses berlebih ke keluarganya.
Undang-undang baru yang ditetapkan Prancis mencakup rencana untuk menghentikan politikus yang mempekerjakan anggota keluarnya sendiri, korupsi dan kecurangan serta reformasi pembiayaan partai.
"Walaupun kami keluar dari kabinet, tapi kami tetap berada di pihak presiden untuk membantu dan mendukungnya," ungkap tiga mantan menteri ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
